digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan angkutan ekspres di Indonesia saat ini terus mengalami peningkatan akibat dampak perkembangan teknologi dan digitalisasi yang meningkatkan tren belanja online dan e-commerce. Dimasa depan nanti transportasi angkutan barang akan terletak didalam empat dimensi yaitu volume angkut yang besar, pengiriman tepat waktu, biaya ekonomis, dan mengurangi dampak terhadap lingkungan. Meningkatnya jumlah pengiriman barang ekspres akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membuka peluang terhadap Kereta Cepat untuk dijadikan sebagai moda angkutan barang ekspres dimasa depan. Kereta cepat memiliki keunggulan dari sisi kecepatan waktu tempuh perjalanan dengan kecepatan kereta cepat Jakarta – Bandung mencapai 350 km/jam. Semakin cepat waktu perjalanan dapat menciptakan layanan operasional pengiriman barang yang lebih cepat seperti layanan sameday service. Dengan volume angkut yang besar kereta cepat memiliki potensi terhadap waktu pengiriman yang cepat serta ramah lingkungan. Dengan menggunakan metode Stated Preference (SP) dilakukan desain eksperimen untuk membuat alternatif hipotesa terhadap situasi layanan pengiriman ekspres (hypothetical situation) menggunakan kereta cepat sebagai angkutan barang berdasarkan variable selisih tarif dan waktu pengiriman antara kereta cepat dengan truk. Hasil analisis menyatakan bahwa pengiriman ekspres Jakarta – Surabaya probabilitas responden memilih moda angkutan barang ekspres menggunakan kereta cepat sebesar 55%. Sedangkan untuk Jakarta – Bandung sebesar 22% sehingga untuk pengiriman jarak jauh Jakarta - Surabaya menggunakan kereta cepat masih memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai moda angkutan barang ekspres. Berdasarkan hasil survei interview dan wawancara kereta cepat memiliki potensi unggulan dari sisi kecepatan, selain itu diperlukan manajemen operasi yang tepat untuk meningkatkan layanan kereta cepat sebagai angkutan barang yaitu: 1) sarana dan prasarana 2) Masterplan kereta cepat barang 3) layout teminal barang ekspres di stasiun kereta cepat. 4) skema layanan angkutan barang ekspres dengan kereta cepat. 5) Ketersediaan teknologi transshipment.