digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Wulan Abdul Wahab
PUBLIC Irwan Sofiyan

Laut Sulawesi merupakan bagian dari Wilayah Pengelolaan Perikanan 716 (WPP- 716) yang memiliki potensi perikanan yang melimpah, sehingga menjadi basis penangkapan ikan-ikan ekonomis yang berskala rakyat maupun berskala industri. Di perairan Laut Sulawesi terdapat sejumlah alat bantu penangkapan ikan yang biasa disebut rumpon. Rumpon adalah alat bantu penjerat ikan yang memiliki berbagai bentuk dan jenis pengikat/atraktor dari benda padat, berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul, yang dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penangkapan ikan. Namun, kepemilikan rumpon yang banyak tidak menjamin hasil tangkapan ikan. Hal ini karena rumpon yang telah terpasang dapat hilang begitu saja terbawa arus pisau sehingga menimbulkan kerugian yang sangat besar. Selain itu, penempatan posisi rumpon menjadi faktor masih kurangnya hasil tangkapan ikan nelayan. Oleh karena itu, dibutuhkan identifikasi lokasi penempatan rumpon yang optimal untuk menentukan lokasi optimal sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas penangkapan ikan. Data yang digunakan berupa data rumpon existing, peta RZWP3K Provinsi Gorontalo, data kabel bawah laut, data Zona Potensi Perikanan Indonesia, dan model arus bulanan Laut Sulawesi. Semua data tersebut diolah dengan metode overlay untuk menentukan lokasi optimal penempatan rumpon di daerah Laut Sulawesi. Berdasarkan hasil yang diperoleh terdapat sepuluh rumpon yang terdampak arus pisau sepanjang tahun 2021. Rumpon yang terkena dampak paling sering yaitu Awal +1. Rumpon ini terkena dampak dari arus pisau sebelas bulan sepanjang tahun 2021. Selain itu dari hasil analisis terkait arus pisau ditemukan bahwa bulan dengan arus pisau tertinggi adalah Bulan Mei. Selain itu terdapat peta terkait rekomendasi lokasi penempatan rumpon dan juga area rumpon-rumpon terdampak arus pisau.