digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Endang Sylvia
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Endang Sylvia
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Endang Sylvia
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Endang Sylvia
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Endang Sylvia
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Endang Sylvia
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Industri petrokimia di Indonesia diperkirakan masih akan tumbuh seiring dengan tingginya permintaan produk yang didorong oleh pertumbuhan penduduk dan gaya hidup. Namun, petrokimia yang tergolong sebagai industri dengan konsumsi eneri tinggi memberikan kontribusi signifikan terhadap jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor industri. Sebagai komitmen dalam Paris Agreement untuk menanggulangi krisis iklim, Pemerintah Indonesia merilis Nationally Determined Contribution (NDC) untuk mengurangi 29% emisi pada tahun 2030 termasuk dari sektor industri. Namun, penurunan emisi di petrokimia merupakan situasi yang kompleks mengingat tingginya permintaan produk serta ketergantungan yang tinggi pada bahan bakar fosil. Tinjauan literatur dan wawancara terhadap pemangku kepentingan dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang dapat berkontribusi pada pengurangan emisi di industri petrokimia. Faktor-faktor tersebut diilustrasikan dalam rich picture yang menggambarkan semua pemangku kepentingan dan variabel yang terlibat. Variabel kunci yang teridentifikasi adalah penawaran dan permintaan produk, harga produk, konsumsi energi, kapasitas industri, investasi, bahan baku dan bahan baku alternatif, inovasi dan penggunaan teknologi, serta kesadaran masyarakat dan target pengurangan emisi. Variable tersebut kemudian dikembangkan menjadi model sistem dinamik untuk mengukur dampak kuantitatif dari perubahan variabel terhadap emisi GRK dan profitabilitas industri. Enam belas skenario dikembangkan dari enam kelompok skenario termasuk satu kombinasi dari beberapa intervensi. Kelompok skenario lainnya mencakup optimalisasi proses, pengembangan bahan baku berbasis bio, pemanfaatan teknologi, pengenaan pajak karbon, serta pengurangan permintaan minyak bumi dari industry bukan petrokimia.. Hasil simulasi menunjukkan bahwa optimasi proses dapat menghasilkan pengurangan emisi GRK dalam jumlah kecil sedangkan penurunan emisi GRK yang signifikan terlihat pada hasil simulasi pemanfaatan bahan baku berbasis bio. Pemanfaatan teknologi juga memiliki hasil yang menjanjikan dalam mengurangi emisi karbon serta meningkatkan profitabilitas industri. Untuk mempertahankan pelaksanaan pengurangan emisi, komitmen yang kuat dari para pemangku kepentingan untuk berinvestasi dalam teknologi serta terus mengoptimalkan kondisi proses akan menjadi faktor penting. Dukungan dari pemerintah juga berperan penting dalam mengembangkan kebijakan pendukung untuk investasi dan mendorong pemanfaatan biomassa di Indonesia yang tentunya akan menjadi factor signifikan dalam pengurangan emisi petrokimia.