Sebagai salah satu faktor yang berpengaruh dalam sebaran asap, ketinggian injeksi asap sering dikaitkan dengan stabilitas atmosfer dan Lapisan Batas Atmosfer (LBA). Di sisi lain, LBA memiliki variasi diurnal yang mengalami perubahan kondisi dan sifat seperti ketinggian dan stabilitas yang berbeda antara siang dan malam hari. Namun, sebagian besar dari penelitian-penelitian sebelumnya kurang mempertimbangkan peran dari variasi LBA terhadap pertumbuhan vertikal asap. Adapun penelitian yang mengaitkan ketinggian injeksi asap dengan LBA masih terbatas pada satu periode waktu saja yaitu pagi hari atau siang hari. Sehingga analisis variasi ketinggian injeksi asap dan kaitannya dengan variasi LBA pada waktu pagi, siang, dan malam hari perlu dilakukan untuk dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang hubungan LBA dengan variasi ketinggian injeksi asap.
Data pengamatan MISR dan CALIOP digunakan untuk mengestimasi ketinggian injeksi asap (H) selama periode kebakaran hutan Juli-November tahun 2016-2020 di Sumatra dan Kalimantan. Data ERA-5 digunakan untuk menghitung nilai stabilitas atmosfer dan mengestimasi ketinggian LBA (ZLBA) di titik sumber kebakaran. Selanjutnya dilakukan analisis perbandingan distribusi H dengan ZLBA serta analisis keterkaitan distribusi H dengan stabilitas atmosfer.
Hasil menunjukkan adanya kemiripan variasi H dan frekuensi H kurang dari ZLBA (H