digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri energi nasional saat ini sedang mengalami proses transisi. Berdasarkan data Pemerintah, pangsa pasar migas akan terus mengalami penurunan sejalan dengan peningkatan transisi energi listrik dan energi baru terbarukan. Namun, permintaan migas akan terus meningkat secara signifikan karena peningkatan jumlah penduduk. Kilang Pertamina Refinery Unit V (RU V), berlokasi di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, sedang menghadapi beberapa tantangan yang mempengaruhi bisnisnya. Produksi minyak mentah domestik (sektor Hulu) diprediksi akan menurun dalam 10 tahun ke depan sehingga menyebabkan Kilang RU V harus melakukan impor minyak mentah sebagai bahan baku. Sebagian besar minyak mentah impor adalah sour crude (kandungan Sulfur tinggi), sedangkan Kilang RU V di-desain hanya untuk mengolah sweet crude (kandungan Sulfur rendah) yang harganya lebih mahal sehingga akan menurunkan profit perusahaan dimasa depan. Kebutuhan produk BBM dan Petrokimia di Indonesia saat ini masih tinggi dimana Indonesia masih mengimpor 40% produk BBM dan 40% produk Petrokimia. Kilang RU V masih menggunakan teknologi lama dengan tingkat konversi yang rendah menghasilkan keuntungan yang rendah. Kilang RU V dituntut untuk menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan. Untuk menghadapi tantangan-tantangan diatas, perusahaan memerlukan strategi bisnis yang tepat agar dapat menghasilkan keuntungan yang lebih baik dan lebih kompetitif di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi bisnis yang tepat untuk perusahaan. Analisis VRIO dan Business Model Canvas digunakan untuk menentukan lingkungan bisnis internal, sedangkan PESTLE dan Porter's Five Forces digunakan untuk menentukan lingkungan bisnis eksternal. Kemudian dirangkum dalam analisa SWOT dan menggunakan rumusan strategi bisnis melalui 3 tahapan: Tahap 1 (Input) yang terdiri dari Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE), tahap 2 (Matching) yang terdiri dari Matriks SWOT dan InternalEksternal (IE), Tahap 3 (Keputusan) menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Hasil dari Tahap Keputusan QSPM, strategi bisnis yang tepat adalah pengembangan pasar yaitu terdiri dari peningkatan kapasitas & fleksibilitas pengolahan minyak mentah, serta upgrade teknologi kilang. Dengan strategi tersebut, Kilang RU V diharapkan dapat lebih kompetitif dan menghasilkan keuntungan yang lebih baik di masa mendatang.