Mangrove merupakan ekosistem yang berperan penting dalam perlindungan pantai dan pulau-pulau kecil. Salah satu wilayah pulau kecil yang memiliki ekosistem mangrove adalah Pulau Tunda yang terletak di Kabupaten Serang, Provinsi Banten dengan luas lebih dari 20 hektar. Belum optimalnya pengelolaan ekosistem mangrove dan adanya berbagai ancaman seperti sampah kiriman, limbah industri, dan perubahan iklim menjadikan mangrove Pulau Tunda mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi ekosistem mangrove di Pulau Tunda, mengetahui tingkat persepsi masyarakat terhadap pengelolaannya, serta merumuskan strategi pengelolaan ekosistem mangrove tersebut. Pengambilan data ekologis mangrove dilakukan di empat stasiun dengan metode line transect dengan penentuan plot secara purposive sampling sesuai arah mata angin. Pengambilan data sosial masyarakat dilakukan dengan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada 95 responden menggunakan metode purposive sampling. Tingkat kesehatan mangrove dianalisis dengan Mangrove Health Index (MHI) yang merupakan kombinasi dari persentase penutupan mangrove, diameter rata-rata, dan sapling density, sedangkan data sosial masyarakat dianalisis dengan perangkat lunak SPSS kemudian digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan ekosistem melalui analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) serta Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesehatan mangrove dikategorikan dalam keadaan buruk dengan nilai MHI 14,75% di sisi utara; buruk dengan nilai 17,16% di sisi barat; kategori sedang dengan nilai 51,07% di sisi selatan; dan sedang dengan nilai 65,89% di sisi timur pulau. Total spesies yang ditemukan selama penelitian adalah tujuh spesies, dengan indeks keanekaragaman (H’) sebesar 1,44 yang termasuk dalam kategori rendah, indeks dominansi (D) sebesar 0,31 yang termasuk dalam kategori rendah yang berarti kecil kemungkinan adanya dominansi salah satu spesies mangrove, dan indeks kemerataan (E) sebesar 0,74 yang termasuk dalam kategori tinggi. Rata-rata persentase tutupan sampah adalah sebesar 29,7% dengan stasiun selatan menjadi lokasi paling banyak tertutup sampah, yaitu sebanyak 68,75%. Tingkat persepsi masyarakat Pulau Tunda terhadap pengelolaan ekosistem mangrove adalah sebesar 60,66% berarti persepsi masyarakat positif dan diyakini masyarakat Pulau Tunda cukup memahami peran ekosistem mangrove. Analisis SWOT dan QSPM menghasilkan sepuluh alternatif strategi untuk pengelolaan ekosistem mangrove di Pulau Tunda dengan tiga strategi prioritasnya adalah: 1) memberdayakan masyarakat dalam program percepatan rehabilitasi ekosistem mangrove yang berkelanjutan dengan memberikan kesempatan dan hak yang sama bagi masyarakat, 2) melakukan rehabilitasi ekosistem mangrove secara tepat, dan 3) melakukan kegiatan monitoring rutin baik pada mangrove yang baru ditanam maupun yang sudah ada di lokasi.