digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Yoga Adria
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Yoga Adria
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Yoga Adria
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Yoga Adria
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Yoga Adria
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Yoga Adria
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Era globalisasi saat ini telah menyebabkan perubahan dan perkembangan yang terjadi dengan cepat dalam setiap pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi dan informasi, perubahan demografi dan perubahan dinamis lainnya. Untuk dapat bersaing dengan pesaing lainnya, perusahaan perlu berinvestasi pada sumber daya manusia mereka melalui perluasan kemampuan dan pengetahuan mereka. Dengan memanfaatkan aset berbasis intelektual dan pengetahuan, manajemen pengetahuan dapat dimanfaatkan oleh organisasi untuk memberdayakan berbagi pengetahuan antara karyawan dan pelanggan sekaligus meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan. Oleh karena itu, pengembangan tata kelola manajemen pengetahuan untuk diterapkan dalam organisasi sangat penting untuk memastikan pengetahuan tersebut diperoleh, disimpan, dan digunakan dengan tepat oleh organisasi. Efektivitas pengelolaan pengetahuan dapat meningkatkan kompetensi karyawan dengan memberikan mereka akses ke pengetahuan yang relevan yang mereka butuhkan. Dalam penelitian ini, penulis akan mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh PT Pegasus Air Services dalam menerapkan sistem manajemen pengetahuan dan mengusulkan solusi atas masalah utama tersebut. Enabler manajemen pengetahuan yang terdiri dari orang, proses, teknologi, dan tata kelola adalah pendorong utama yang digunakan dalam penelitian ini untuk menunjukkan tantangan yang dihadapi perusahaan. Selain itu, kerangka SECI juga dibahas dalam penelitian untuk memahami generasi pengetahuan dalam organisasi (Nonaka, 1994). Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan wawancara, observasi, dan analisis arsip data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat permasalahan terkait penerapan knowledge management enabler. Pendekatan manajemen pengetahuan saat ini di perusahaan tidak berhasil karena pengetahuan tidak ditransfer secara merata kepada karyawan, sehingga sering terjadi kesalahpahaman di seluruh departemen. Penyebaran pengetahuan yang salah urus juga mengakibatkan kurangnya inisiatif di pihak karyawan untuk lebih inventif dalam tanggung jawab mereka. Kesulitan SECI yang ada meliputi sosialisasi, kombinasi, internalisasi, dan eksternalisasi, di mana kurangnya forum pengetahuan tacit bersama dan pengetahuan yang tercatat di dalam organisasi. Solusi bisnis kemudian ditentukan dari analisis data. Penulis menyarankan tata kelola baru perlu dibentuk untuk memastikan bahwa sistem manajemen pengetahuan memenuhi tujuannya yang dibuat oleh manajemen puncak. Perusahaan perlu meningkatkan forum berbagi pengetahuan untuk memungkinkan lingkungan kerja baru yang mendukung budaya berbagi pengetahuan. Implementasi desain baru manajemen pengetahuan juga harus diawasi oleh personel khusus yang mengevaluasi sistem dari waktu ke waktu.