digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rachma Anisa Maulani
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER_Rachma Anisa Maulani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I_Rachma Anisa Maulani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II_Rachma Anisa Maulani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III_Rachma Anisa Maulani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV_Rachma Anisa Maulani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V_Rachma Anisa Maulani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Rachma Anisa Maulani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN_Rachma Anisa Maulani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Mikroalga telah banyak dipertimbangkan sebagai sumber protein karena kadar proteinnya yang tinggi. Untuk kultivasi mikroalga skala besar, media sintetis bukan merupakan alternatif yang ekonomis. Penggunaan air limbah untuk kultivasi mikroalga sedang dikembangkan untuk mendukung kultivasi mikroalga yang berkelanjutan. Karena kompleksitas dan variabilitas air limbah, kultur mikroalga yang digunakan untuk tujuan remediasi diharapkan memiliki stabilitas dan ketahanan yang tinggi. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan kultivasi mikroalga kultur tunggal dan campuran selama 7 hari pada media limbah ADDMW yang diencerkan 25 kali dengan rasio kultur mikroalga dan media limbah adalah 1:4 (v/v) dan rasio Spirulina sp. dan Nannochloropsis sp. pada kultur campuran adalah 1:1 (v/v) untuk dilihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan sel dan biomassa, produksi protein pada hari ke-3, dan remediasi limbah. Data yang diambil pada proses kultivasi di open raceway pond adalah jumlah sel dan berat biomassa selama 7 hari kultivasi. Data kadar protein diambil sekali selama proses kultivasi, yaitu hari ke-3, dan data konsentrasi limbah diambil pada awal dan akhir proses kultivasi. Pada produksi biomassa, nilai laju pertumbuhan spesifik, perolehan biomassa, dan produktivitas biomassa tertinggi dihasilkan pada variasi kultur campuran Spirulina sp. dan Nannochloropsis sp., yaitu sebesar 3,14 hari-1, 3,33 g L-1, dan 0,40 g L-1 hari-1 secara berturut-turut. Kadar protein tertinggi pada hari ke-3 diperoleh pada variasi kultur campuran sebesar 60%, sedangkan pada kultur tunggal Spirulina sp. sebesar 44% dan kultur tunggal Nannochloropsis sp. sebesar 40%. Kultur campuran memiliki persentase penurunan nitrat paling tinggi sebesar 74,47%. Kultur Nannochloropsis sp. memiliki persentase penurunan amonium, COD, dan BOD paling tinggi sebesar 88,29%, 20,01%, dan 20,34% secara berturut-turut. Kultur Spirulina sp. memiliki persentase penurunan ortofosfat tertinggi sebesar 96,42%. Kultur campuran unggul berdasarkan kemampuannya dalam memproduksi biomassa dan protein, sedangkan kultur Nannochloropsis sp. unggul berdasarkan kemampuannya dalam meremediasi limbah ADDMW.