digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2022 TA PP MICHELLE HELENA HERMANUS 1.pdf
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Setiap seniman memiliki persepsi dan pengalaman estetik tersendiri yang menghasilkan cara unik dan berbeda dalam menciptakan sebuah karya seni. Semakin berkembangnya bentuk seni, seorang seniman seringkali lupa pentingnya melihat seni sebagaimana seni itu sendiri. Misalnya berlian sebagai gagasan utama sebuah karya seni bisa saja dilukiskan sebagai simbol terhadap sesuatu, ekspresi kekaguman, atau sekadar menunjukkan kemampuan representasi secara realistis. Namun, berlian secara umum cenderung dikagumi untuk kilauan indahnya, nilainya, atau sebuah makna mendalam secara personal. Aspek formal dari berlian menjadi kurang diperhatikan. Selain visualnya yang kompleks dan simbol secara metafora yang dimiliki oleh berlian, unsur garis, warna, bentuk yang menyusun sebuah berlian sebagaimana adanya menjadi tidak dilihat. Sama halnya dengan seni, sudah terlalu lama seni hanya berfokus pada representasi sesuatu yang nyata, ekspresi diri seniman, atau kritik sosial. Formalisme mengembalikan pentingnya nilai-nilai formal dalam sebuah karya seni. Dalam melukis menggunakan pendekatan formalisme, seniman lebih mementingkan penyampaian visual yang menekankan pada bentuk serta eksplorasi medium penyampaian yang menyokong gagasan utama dari sebuah karya. Keindahan dan kompleksitas berlian dapat ditemukan pada bentuknya, berupa garis potong yang lurus, paduan warna dan cahaya, bentuk struktur, serta komposisi.