digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dinda Dwi Septiani
PUBLIC Alice Diniarti

COVER _ Dinda Dwi.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I _ Dinda Dwi.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II _ Dinda Dwi.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III _ Dinda Dwi.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV _ Dinda Dwi.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V _ Dinda Dwi.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Dinda Dwi Septiani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN _ Dinda Dwi.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Spirodela polyrhiza merupakan salah satu spesies duckweed yang dikenal sebagai tanaman air dengan laju pertumbuhannya yang sangat cepat. Hingga saat ini, pemanfaatan tanaman S. polyrhiza khususnya di Indonesia masih sebatas penggunaannya sebagai campuran pakan dan bioremediator pada badan air yang tercemar. Di sisi lain, kandungan senyawa flavonoid di dalamnya menjadikan S. polyrhiza berpotensi untuk digunakan dalam bidang kesehatan terutama karena aktivitas antioksidannya. Elisitasi telah dikenal sebagai salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan produksi metabolit sekunder dari tanaman. Kitosan merupakan elisitor alami yang diketahui dapat memicu respons pertahanan tanaman melalui peningkatan produksi senyawa fitoaleksin seperti flavonoid. Pada penelitian ini, dilakukan elisitasi pada tahap kultivasi S. polyrhiza dengan variasi konsentrasi kitosan 0 (kontrol), 50 mg/L, 100 mg/L, dan 200 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman S. polyrhiza yang dikultivasi dengan penambahan kitosan memiliki laju pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan tanaman kontrol dengan nilai terendah yakni 0,162 hart1 untuk konsentrasi kitosan 200 mg/L. Konsentrasi kitosan 100 mg/L menunjukkan efisiensi elisitasi terbaik dibandingkan dengan variasi lainnya, di mana kadar total fenolik (136,27 ± 11,56 mg GAE/g ekstrak) meningkat sebesar 2,66 kali lipat dibandingkan kadar total fenolik tanaman kontrol (51,28 ± 0,4 mg GAE/g ekstrak). Hal yang sama juga terlihat pada kadar total flavonoid, di mana total flavonoid pada konsentrasi kitosan 100 mg/L (89,2 ± 3,42 mg QE/g ekstrak) meningkat sebesar 3 kali lipat dibandingkan kadar total flavonoid tanaman kontrol (29,78 ± 2,76 mg QE/g ekstrak). Selain itu, ekstrak S. polyrhiza pada variasi konsentrasi kitosan 100 mg/L menunjukkan aktivitas antioksidan yang paling tinggi dengan nilai IC50 sebesar 42,86 ppm. Secara keseluruhan, peningkatan produksi senyawa fenolik dan flavonoid akibat dari elisitasi menggunakan kitosan rnerupakan salah satu langkah awal optimasi pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan.