digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



COVER Diaswara Lintang Prasasti
EMBARGO  2025-03-06 

BAB1 Diaswara Lintang Prasasti
EMBARGO  2025-03-06 

BAB2 Diaswara Lintang Prasasti
EMBARGO  2025-03-06 

BAB3 Diaswara Lintang Prasasti
EMBARGO  2025-03-06 

BAB4 Diaswara Lintang Prasasti
EMBARGO  2025-03-06 

BAB5 Diaswara Lintang Prasasti
EMBARGO  2025-03-06 

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Terdapat 30.000 jenis flora yang dapat dijumpai di Indonesia dan dengan 940 jenis flora yang ditemukan di Indonesia telah diidentifikasi sebagai senyawa aktif obat. Salah satu tumbuhan herbal yang banyak ditemukan di Indonesia adalah Orthosiphon aristatus (Kumis Kucing). Orthosiphon aristatus dikenal sebagai tumbuhan herbal dan telah digunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit oleh masyarakat Indonesia. Hal ini didukung dengan adanya berbagai senyawa bioaktif pada Orthosiphon aristatus dari golongan flavonoid, kromen, asam fenolat, dan terpenoid. Sampel O.aristatus yang digunakan pada penelitian ini berasal dari daerah Solo, Jawa Tengah. Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa metilripariokromen A (1) dari golongan kromen, ageratoriparin (2) dari golongan bikromen, dan 5-hidroksi-3,7,4’-flavon (3) dari golongan flavonoid yang diperoleh dari ekstrak aseton Orthosiphon aristatus menggunakan metode kromatografi cair vakum dan kromatografi radial. Pada penelitian ini pertama kalinya dilaporkan ageratoriparin (2) dan 5-hidroksi-3,7,4’-flavon (3) diperoleh dari O. aristatus. Senyawa hasil isolasi ditentukan strukturnya menggunakan NMR (1D dan 2D). Salah satu senyawa, metilripariokromen A (1) kemudian diuji aktivitasnya terhadap caspase-3. Hasil skrining menunjukkan metilripariokromen A (1) tidak aktif menginhibisi caspase-3.