digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bramantya Pasha
PUBLIC Dewi Supryati

PT X mengelola pasokan BBM di wilayah Kalimantan Barat melalui TBBM Y yang lokasinya berada di tepi Sungai Kapuas. Di saat yang sama, Sungai Kapuas mengalami pendangkalan yang memberikan tantangan besar bagi kelancaran pasokan BBM. Pasokan BBM saat ini dilakukan melalui 418 pengiriman per tahun dengan ukuran kapal terbesar adalah 16.500 DWT. Namun, rata-rata pengisian kapasitas kapal hanya sebesar 81,4% yang utamanya dibatasi oleh kedalaman Sungai Kapuas. Dengan pendangkalan yang terjadi, TBBM Y dikhawatirkan tidak dapat memenuhi kebutuhan BBM yang terus meningkat. PT X memiliki rencana pengerukan dasar sungai yang membutuhkan biaya akumulasi Rp 294 miliar per tahun. Namun, biaya ini akan menjadi lebih besar dalam jangka panjang jika dibandingkan dengan pembangunan TBBM baru di tepi pantai. Oleh karena itu, perencanaan lokasi TBBM baru di garis pantai Kalimantan Barat penting untuk menjamin kelancaran pasokan BBM serta penghematan biaya rantai pasok. Penentuan lokasi TBBM baru mengacu pada model pemrograman linier oleh Lashine (2006) yang membahas penentuan lokasi optimal gudang dalam sistem rantai pasok tiga eselon. Model tersebut kemudian dikembangkan dengan penambahan aspek draft perairan dan pengiriman transhipment antarlokasi alternatif TBBM. Selain itu, dipertimbangkan juga biaya pengerukan di TBBM Y dan biaya pembangunan TBBM baru di alternatif lokasi baru. Solusi model yang didapatkan melalui perangkat lunak LINGO menunjukkan bahwa lokasi optimal TBBM berada di Kabupaten Kayong Utara. Oleh karena itu, PT X perlu merencanakan pemindahan seluruh operasionalisasi TBBM Y. Selain itu, kapasitas TBBM baru yang dibutuhkan adalah sebesar 62.943 KL dengan mengacu pada ukuran tangki timbun dalam API 650. Dengan pembangunan TBBM baru ini, proyeksi finansial mengestimasi bahwa PT X dapat menghemat biaya rantai pasok BBM senilai Rp 766 miliar dalam rentang waktu 10 tahun.