Energi menjadi peran penting dalam pemanfaatan berbagai kegiatan manusia saat
ini. Kebutuhan energi di Indonesia dan dunia semakin meningkat seiring
berjalannya waktu. Dalam pemenuhan kebutuhan energi, ditargetkan sumber daya
yang berpotensi dimanfaatkan dengan memperhitungkan dampak lingkungan
sebagai upaya penurunan emisi karbon. Saat ini, pemerintah menargetkan capaian
bauran energi sebesar 23% dari energi baru dan terbarukan (EBT) pada tahun 2025
dan 31% pada tahun 2050. Untuk merealisasikan target tersebut, pemanfaatan panas
bumi sebagai salah satu sumber daya potensial, diperlukan eksplorasi dan
eksploitasi dalam pengembangan energi panas bumi. Daerah panas bumi Nage yang
berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu daerah dengan
keberadaan potensi panas bumi dengan pola penyebaran aktivitas vulkanik yang
terdapat di Pulau Flores. Penelitian bertujuan untuk menentukan model konseptual
sistem panas bumi yang berkembang di lapangan panas bumi Nage. Penelitian ini
dilakukan berdasarkan data observasi gaya berat yang telah dilakukan oleh Tim
Survei Geofisika Terpadu Bumi Nage pada tahun 2017 yang didapat dari Pusat
Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP). Penelitian yang
dilakukan untuk memperoleh nilai Complete Bouguer Anomaly (CBA) lapangan
panas bumi Nage. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data CBA berupa peta
Complete Bouguer Anomaly dengan rentang anomali dengan menggunakan
densitas yang didapatkan dari hasil penelitian laboratorium, dengan densitas ratarata batuan sebesar 2,51 gr/cm3. Kemudian dilakukan pemisahan anomali regional
dan residual dengan menggunakan metode moving average dan Polinomial Orde-
2, dimana lebar jendela ditentukan dengan melakukan analisis spektral 1 dimensi.
Hasil anomali menggunakan metode moving average menunjukan penyebaran
anomali tinggi berada di bagian tengah, anomali sedang berada di utara dan selatan,
dan anomali rendah berada di barat dan sebagian kecil utara peta penelitian.
Selanjutnya dilakukan Pemodelan 2,5D yang melewati manifestasi panas bumi dan
zona interest menunjukkan bahwa nilai anomali tinggi dapat diindikasikan sebagai
batuan intrusi yang berkemungkinan berperan sebagai heat source.