digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Rafi Nugraha
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER - Muhammad Rafi Nugraha.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Muhammad Rafi Nugraha.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Muhammad Rafi Nugraha.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Muhammad Rafi Nugraha.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Muhammad Rafi Nugraha.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Muhammad Rafi Nugraha.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Rafi Nugraha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Muhammad Rafi Nugraha.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Restorasi terumbu karang bertujuan untuk membantu proses pemulihan struktur dan fungsi dari ekosistem terumbu karang yang selama beberapa dekade terakhir menghadapi berbagai ancaman. Salah satu metode restorasi terumbu karang yang umum dilakukan adalah penyediaan substrat pertumbuhan karang menggunakan struktur terumbu artifisial. Sejak tahun 2016, peletakan struktur terumbu artifisial reef star telah dilakukan secara berkala di Pantai Mengiat, Nusa Dua, Bali sehingga terbentuk beberapa terumbu artifisial dengan umur yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan komunitas ikan karang pada terumbu artifisial dengan umur yang berbeda di Pantai Mengiat, Nusa Dua, Bali. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kronosekuens pada empat stasiun: tiga terumbu artifisial dengan umur yang berbeda (8 bulan, 1 tahun, dan 5 tahun) serta pada habitat awal berupa pasir dan patahan karang. Tutupan karang hidup pada setiap stasiun diukur menggunakan metode point intercept transect. Komunitas ikan karang diamati menggunakan metode stationary point count yang dilakukan sebanyak tujuh kali pada setiap stasiun selama bulan Desember 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa coral fish diversity index (CFDI) pada ketiga terumbu artifisial bernilai sangat rendah (pada terumbu 8 bulan dan 1 tahun) atau rendah (terumbu 5 tahun) dan belum menyerupai komunitas pada terumbu alami yang sehat. Namun demikian, kekayaan spesies, keanekaragaman spesies, dan kelimpahan total ikan lebih tinggi secara signifikan pada ketiga terumbu artifisial jika dibandingkan dengan habitat awal. Seiring bertambahnya umur terumbu artifisial, teramati adanya peningkatan tutupan karang yang disertai peningkatan kekayaan spesies dan kelimpahan total ikan yang signifikan. Kekayaan spesies dan kelimpahan total ikan tertinggi (33,9±8,9 spesies; 216,0±63,3 individu) ditemukan pada terumbu artifisial berumur 5 tahun, sedangkan kekayaan spesies dan kelimpahan total terendah (20,3±3,0 spesies; 55,9±6,6 individu) dijumpai pada terumbu artifisial berumur 8 bulan. Terdapat perubahan gradual pada komposisi spesies ikan dimana terumbu artifisial muda memiliki komposisi spesies yang lebih dekat dengan habitat awal dibanding terumbu artifisial yang lebih tua. Selain itu, terumbu artifisial memiliki functional group yang lebih beragam dibanding habitat awal dan mulai ditemukan kelompok corallivore. Seiring bertambahnya umur terumbu artifisial, teramati penurunan kelimpahan relatif functional group generalist carnivore, invertivore, omnivore, facultative corallivore dan algal grazer. Sementara itu kelimpahan relatif functional group yang memiliki asosiasi kuat dengan tutupan karang hidup seperti planktivore dan obligate corallivore mengalami peningkatan. Penelitian ini menunjukkan bahwa seiring bertambahnya umur dari terumbu artifisial komunitas ikan karang mengalami peningkatan kekayaan spesies dan kelimpahan total ikan serta mengalami perubahan komposisi akibat peningkatan kelimpahan spesies yang terspesialisasi terhadap habitat terumbu karang.