digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aquila Kafka
PUBLIC Irwan Sofiyan

Bayam merupakan tanaman sayur kaya vitamin yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Bayam memiliki potensi ekonomi tinggi melalui pendekatan pertanian organik yang memiliki harga jual lebih tinggi dan biaya produksi lebih rendah karena pupuk, salah satu komponen biaya terbesar, dapat diproduksi petani secara mandiri. Salah satu jenis pupuk organik baru yang memiliki potensi untuk diproduksi petani skala kecil dan urban adalah insect frass (kotoran serangga) melalui proses pengolahan limbah organik. Contoh dari pupuk ini adalah kasgot (bekas maggot) yang merupakan residu dari proses pengolahan limbah organik oleh larva lalat tentara hitam (Hermetia illucens). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi terkait perbandingan pengaruh pemberian kasgot terhadap pertumbuhan, produktivitas, dan kualitas bayam dengan pupuk sintetis kimia dan pupuk organik konvensional (pupuk kandang kambing dan sapi). Penelitian dilakukan dengan menggunakan 30 tanaman bayam dengan pemberian 5 jenis pupuk berbeda (A (tanpa pupuk), B (kasgot), C (pupuk kandang kambing), D (pupuk kandang sapi), dan E (NPK sintetik)). Hasil penelitian menunjukkan pupuk kasgot memiliki N tertinggi dan kandang kambing memiliki P dan K tertinggi. Perlakuan B menghasilkan nilai tertinggi pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun total, dan bobot basah panen. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pada kandungan vitamin C akibat perlakuan pemberian jenis berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kasgot memiliki hasil lebih baik dibanding pupuk kandang kambing dan sapi sebagai alternatif pupuk NPK sintetis.