
ABSTRAK Dhya Rizqi Andryan Zain
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Dhya Rizqi Andryan Zain
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Dhya Rizqi Andryan Zain
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Dhya Rizqi Andryan Zain
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Dhya Rizqi Andryan Zain
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Dhya Rizqi Andryan Zain
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Dhya Rizqi Andryan Zain
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Dhiya Rizqi Andryan Zain
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Perkembangan wilayah DKI Jakarta semakin meningkat pesat pada akhir 1990.
Fenomena urban sprawl menyebabkan pemindahan konsentrasi pergerakan dari pusat
kota menuju kota-kota penyangga atau kota satelit baru di pinggiran Jakarta seperti
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sehingga menciptakan suatu kota metropolitan,
yaitu Jabodetabek. Permasalahan kemacetan pun akan terjadi pada kota-kota satelit
tersebut. Dominasi wilayah Kota Tangerang dengan lahan terbangun seperti
perkantoran, perdagangan dan jasa menciptakan distribusi pergerakan terbesar kedua
di Jabodetabek, yaitu pergerakan dari Kabupaten Tangerang. Permintaan akan
kebutuhan transportasi yang besar dan penawaran jumlah moda transportasi umum
yang terbatas berdampak terhadap pemilihan moda transportasi pribadi untuk
mobilitas sehingga kemacetan lalu lintas pun terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk
melakukan pemodelan pilihan moda transportasi oleh para pekerja dalam melakukan
commuting dari Kabupaten Tangerang menuju Kota Tangerang. Penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis faktor untuk mengidentifikasi
persepsi utama pelayanan sarana dan prasarana transportasi dalam pemilihan moda
transportasi utama. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan disagregat
dengan teknik analisis multinomial logit dengan perangkat lunak STATA 14.2 untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan moda transportasi serta
probabilitas terpilihnya moda secara umum dan dengan batasan variabel sosioekonomi-demografi tertentu. Faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan moda
transportasi adalah biaya perjalanan (mobil pribadi dan taksi daring), usia, jenis
kelamin, jumlah anggota keluarga 1-4 orang, pekerjaan (Karyawan
swasta/BUMN/Buruh, ASN/TNI/POLRI/Hakim/dan sejenisnya), pendapatan per
bulan ( <1 juta rupiah, 1-3 juta rupiah, 3-5 juta rupiah), kepemilikan kendaraan (mobil
dan sepeda motor), kepemilikan SIM A dan SIM C, penggunaan moda eksisting (ojek
daring dan mobil pribadi), waktu yang dibutuhkan dari rumah menuju tempat
menunggu angkutan umum, moda access (berjalan kaki dan sepeda motor), biaya
eksisting moda transportasi daring, serta persepsi keamanan pada moda transportasi.
Probabilitas moda alternatif yang dihasilkan meliputi sepeda motor pribadi, yaitu Bus
Rapid Transit (BRT) sebesar 45,71%. Peluang terbesar pemilihan moda transportasi
terbesar kedua adalah sepeda motor pribadi dengan peluang sebesar 25,23%,
kemudian diikuti dengan oleh ojek daring sebesar 22,04%, angkutan perkotaan sebesar
5,51%, serta mobil pribadi sebesar 1,50%. Adapun probabilitas terkecil terhadap
pemilihan alternatif moda transportasi adalah taksi daring dengan persentase sebesar
0%.