digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pandemi COVID-19 telah menjadi salah satu periode tak terduga di bumi. Pandemi ini menyebabkan guncangan di banyak aspek, termasuk pasar saham. Studi ini menyebut pandemi ini sebagai masa kelam. Karena masa kelam ini juga menghantam pasar secara signifikan, studi ini mempertanyakan apakah beberapa perusahaan cukup percaya diri untuk melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO). Penelitian ini mengkaji pengaruh pandemi COVID-19 yang diproksikan dengan indeks kekhawatiran terhadap likuiditas saham IPO di ASEAN. Menggunakan analisis regresi panel untuk dua proksi likuiditas, volume, dan turnover, penelitian ini menggunakan data 90 perusahaan IPO di wilayah ASEAN selama empat periode setelah IPO. Selain itu, penelitian ini juga memberikan hasil dalam sampel sebagai masing-masing negara dan sebagai satu wilayah ASEAN. Hasilnya membuktikan bahwa indeks kekhawatiran COVID-19 secara signifikan mempengaruhi likuiditas untuk semua proxy, di Indonesia, Malaysia dan Thailand tetapi tidak di Singapura dan Filipina. Sebagai satu wilayah, indeks ketakutan memiliki pengaruh negatif terhadap likuiditas, baik untuk periode 30-, 60-, 90- dan 100-hari. Semakin besar likuiditas perusahaan IPO tergantung pada penurunan indeks kekhawatiran pada periode ini. Temuan ini mirip dengan tes tambahan. Penelitian ini menginisiasi penelitian selama pandemi COVID-19 di ASEAN. Selanjutnya, sementara penelitian lain menyelidiki kinerja saham perusahaan terdaftar yang ada, penelitian ini berfokus pada likuiditas perusahaan IPO pada tahun 2020. Penelitian selanjutnya dapat melakukan dengan periode yang lebih lama, dilakukan di wilayah yang berbeda, dan menambahkan variabel lain untuk menjadikan model lebih baik, seperti proksi lain dari persepsi investor. Keywords: Bursa ASEAN, pandemi COVID-19, indeks kekhawatiran, likuiditas saham IPO, Low market.