digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Carvin Prawira Ramadhan
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER - CARVIN PRAWIRA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - CARVIN PRAWIRA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - CARVIN PRAWIRA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - CARVIN PRAWIRA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - CARVIN PRAWIRA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - CARVIN PRAWIRA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Carvin Prawira Ramadhan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - CARVIN PRAWIRA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh SARSCoV- 2. Penyakit ini, memiliki tingkat kematian yang relatif rendah (2-3%), tetapi Covid-19 dianggap sangat berbahaya karena penularannya sangat mudah dan cepat. Hingga saat ini belum ada obat yang efisien untuk mengobati pasien yang terinfeksi SARS Cov-2. Respons yang dilakukan terhadap pandemi COVID-19 adalah dengan cara mencegah terjadinya infeksi, salah satunya melalui vaksinasi. Saat ini telah tersedia berbagai jenis vaksin dan per-tanggal 19 januari 2022, program vaksinasi Covid-19 Indonesia telah menjangkau lebih dari 121 juta Jiwa. Namun demikian, program vaksinasi ini tidak diikuti dengan pemantauan keberhasilan vaksinasi. Hal ini penting dilakukan, karena respons individu terhadap vaksinasi bisa beragam. Pemantauan keberhasilan vaksinasi COVID-19 biasanya dilakukan dengan memeriksa kadar antibodi anti Protein S1 di dalam serum atau plasma darah seseorang dan di Indonesia kit diagnostik untuk keperluan ini sudah tersedia. Namun demikian, pemantauan keberhasilan vaksinasi COVID-19 tidak dilakukan, karena harga pemeriksaannya yang sangat tinggi. Melalui berbagai kegiatan penelitian, saat ini Institut Teknologi Bandung telah menguasai teknologi pengembangan kit diagnostik berbasis ELISA. Pada penelitian ini, teknologi tersebut diterapkan untuk mengembangkan kit COVID-19 yang dapat mendeteksi dan menentukan kadar antibodi anti Protein S1 secara semi kuantitatif. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah “apakah konsep kit Covid-19 yang diusulkan pada penelitian ini bisa mendeteksi keberadaan IgG manusia anti protein S1 yang terdapat di dalam serum darah orang yang telah mendapatkan vaksisnasi Covid-19”. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pembuktian bahwa konsep kit COVID-19 yang dikembangkan ini bisa bekerja dengan baik. Permasalahan utama yang dihadapi oleh Institut Teknologi Bandung ketika mengembangkan kit diagnostik pendeteksi antibodi adalah terjadinya false positive. Penelitian ini berhasil menunjukan bahwa fenomena false positive terjadi karena adanya interaksi non-specific antara IgG yang terdapat di dalam serum/plasma darah dengan blocking agent pada kit diagnostik. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa penggunaan berbagai molekul protein sebagai blocking agent tidak bisa mengatasi masalah false positive. Selanjutnya, pencucian menggunakan larutan NaCl dengan berbagai konsentrasi, untuk mengatasi fenomena false positive yang diperkirakan disebabkan oleh interaksi ionik juga tidak bisa mengatasi masalah tersebut. Percobaan selanjutnya menggunakan buffer glisin pH 2.5 menunjukan bahwa pencucian menggunakan buffer ini bisa mengatasi masalah false positive dan banyaknya pencucian sangat berpengaruh terhadap fenomena false positive. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan pengujian terhadap konsep kit COVID-19 dan ditentukan konsentrasi coating antigen untuk kit COVID-19 yang dikembangkan ini. Hasil percobaan menunjukan bahwa format kit diagnostik yang dikembangkan terbukti bisa membedakan sampel positif dari sampel negatif dan antibodi anti Protein S1 dapat ditentukan konsentrasinya secara semikuantitatif. Selain itu, ditemukan pula bahwa antigen load (25 ng/well, 50 ng/well dan 100 ng/well) pada kit COVID-19 yang dikembangkan ini tidak memberikan perbedaan performa.