Salah satu jenis unggas lokal yang berpotensi untuk memenuhi kebutuhan protein hewani
adalah itik (Anas domesticus). Walaupun demikian, tingkat produksi itik di Jawa Barat masih
berbeda jauh (7 ribu ton berbanding 800 ribu ton) dengan produksi ayam. Hal ini disebabkan
oleh keengganan peternak untuk memelihara unggas karena 70% biaya operasional dihabiskan
untuk pakan Pada penelitian ini dilakukan pengujian ransum itik yang bertujuan untuk
mengurangi biaya pakan dengan memanfaatkan larva lalat tentara hitam dan limbah organik
sebagai campuran dari pakan komersial dan dedak. Itik jantan sejumlah 40 ekor dibagi menjadi
2 kelompok dan mendapatkan perlakuan pakan berupa ransum A: Pakan komersil 20% +
Dedak 20% + Tepung limbah sayur 30% + Larva BSF 30% dan B: Pakan komersil 15% +
Dedak 20% + Sampah Organik 45% + Ampas Kelapa 20%. Efek dari pemberian pakan diamati
pada komponen bobot, laju pertumbuhan relatif (relative growth rate), konversi pakan (feed
conversion ratio), dan kualitas daging itik jantan. Hasil penelitian menunjukkan ransum A
lebih baik diberikan kepada itik karena berpengaruh terhadap bobot rerata (367.96 gram), feed
conversion ratio (4.38) dan kualitas proksimat daging, sedangkan nilai daily weight gain dan
relative growth rate menunjukan hasil yang tidak signifikan.