digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kurnia Khoiroh
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER - Kurnia Khoiroh.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Kurnia Khoiroh.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Kurnia Khoiroh.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Kurnia Khoiroh.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Kurnia Khoiroh.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Kurnia Khoiroh.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Kurnia Khoiroh
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Matahari merupakan pusat tata surya sebagai sumber energi utama Bumi. Salah satu aktivitas Matahari adalah bintik Matahari yang merupakan daerah gelap pada permukaan Matahari yang dipengaruhi oleh adanya aktivitas magnetik di lapisan fotosfer Matahari. Pergerakan Bumi mengelilingi Matahari dan berputar pada sumbunya mempengaruhi besar pancaran energi Matahari sehingga terdapat perbedaan besar radiasi yang diterima masing-masing tempat di Bumi dan berakibat pada perbedaan dan perubahan iklim tiap tempatnya. Kawasan Asia Tenggara yang terletak di sekitar ekuator Bumi mendapatkan radiasi Matahari paling besar. Perubahan iklim tersebut dapat dipengaruhi oleh aktivitas Matahari. Pembahasan Tugas Akhir menggunakan data katalog Bintik Matahari harian dari tahun 1874 hingga 2019 dan anomali temperatur bulanan permukaan Bumi pada rentang waktu yang sama untuk negara Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Laos, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja. Analisis variabilitas distribusi bintik Matahari akan memanfaatkan statistik data bintik Matahari yang panjang tersebut, yaitu asimetri utara-selatan, parameter siklus bintik Matahari, dan posisi rentang lintang aktif. Korelasi bintik Matahari dan asimetri utara selatan jumlah bintik Matahari dan luas area bintik Matahari dengan anomali temperatur permukaan Bumi memanfaatkan data katalog bintik Matahari dan anomali temperatur permukaan Bumi tahunan yang telah diolah sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya plot hasil distribusi untuk parameter posisi lintang bintik Matahari, Photometric Sunspot Index (PSI), luas area bintik Matahari yang diproyeksi, dan luas area bintik Matahari yang dikoreksi yang menunjukkan variasi temporal siklus bintik Matahari. Korelasi Photometric Sunspot Index (PSI) dan luas area bintik Matahari yang dikoreksi dengan anomali temperatur permukaan Bumi tahun 1874 - 2019 sangat kecil. Begitu juga untuk korelasi asimetri jumlah bintik Matahari dan asimetri luas area bintik Matahari tahun 1874 – 2019 yang dikoreksi nilainya kecil. Namun jika ditinjau tahun 1874 – 1970 dan 1971 – 2019 untuk korelasi asimetri jumlah bintik Matahari dan asimetri luas area bintik Matahari yang dikoreksi didapatkan nilai korelasi yang lebih besar daripada untuk keseluruhan data.