digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Baik praktisi maupun akademisi interior perlu berkomunikasi untuk menyampaikan ide. Selain menggunakan gambar, mereka berkomunikasi secara verbal dan teks untuk mengutarakan suatu ide ruang tertentu. Dalam pembelajaran desain interior, terdapat proses asistensi desain antara mahasiswa dengan dosen yang memiliki masalah miskomunikasi verbal. Masalah ini terjadi diduga adanya perbedaan pemahaman mengenai istilah yang digunakan mahasiswa maupun dosen dalam mendeskripsikan kesan ruang interior karena adanya kesenjangan citra mental di antara mereka yang mengakibatkan perbedaan persepsi. Untuk mengurangi masalah komunikasi baik secara verbal maupun teks, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu cara desainer interior dengan berbagai latar belakang pengetahuan dalam mendeskripsikan kesan ruang interior residensial dan komersial sehingga dapat ditemukan elemen-elemen yang membentuk istilah dalam persepsi gambar ruang. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan strategi grounded theory. Teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur, kuesioner, wawancara, dan focus group discussion bersama mahasiswa, dosen interior, dan praktisi desain interior profesional. Hasil wawancara dan FGD ditranskrip kemudian dianalisis menggunakan metode Spradley dan translasi intersemiotik. Hasil analisis menunjukkan bahwa elemen yang membentuk istilah untuk mendeskripsikan kesan gambar ruang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu atmosfir, karakteristik visual, dan gaya desain. Tiga kategori ini menjadi unsur utama yang digunakan sebagai model pembentukan istilah untuk kesan gambar ruang interior. Model ini diharapkan dapat membantu komunikasi verbal-visual antara mahasiswa dengan dosen sehingga dapat mengurangi perbedaan persepsi.