digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Annisaa Shaffiyah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Annisaa Shaffiyah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Annisaa Shaffiyah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Annisaa Shaffiyah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Annisaa Shaffiyah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Annisaa Shaffiyah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Annisaa Shaffiyah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Annisaa Shaffiyah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Kawasan Transit Oriented Development atau Kawasan Berorientasi Transit merupakan konsep pengembangan kawasan yang berorientasi pada transportasi umum dengan prinsip pengembangan yang mendorong densitas, diversitas, dan mendukung penggunaan transportasi umum sehingga mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi. Dalam implementasinya, pengembangan Kawasan TOD di DKI Jakarta memiliki beberapa dampak salah satunya yaitu meningkatkan jumlah penumpang MRT sebagai salah satu moda transportasi umum di DKI Jakarta. Sejak diresmikan pada tahun 2020, terdapat 5 (lima) Kawasan TOD yang berlokasi pada jaringan MRT Fase 1 yaitu Kawasan TOD Lebak Bulus, Kawasan TOD Fatmawati, Kawasan TOD Blok M-Sisingamangaraja, Kawasan TOD Istora-Senayan, dan Kawasan TOD Dukuh Atas. Untuk dapat mengetahui faktor pengembangan kawasan TOD yang mempengaruhi tingkat penumpang MRT Jakarta maka dilakukan penelitian menggunakan analisis linier berganda. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda menggunakan metode enter, meninjau variabel berdasarkan prinsip pengembangan Kawasan TOD, terdapat 5 (lima) variabel yang memiliki pengaruh signifikan di antaranya yaitu Penerapan Protokol Kesehatan pada Stasiun, Integrasi Multi Moda pada Stasiun, Jumlah Simpul Sepeda, Campuran Guna Lahan, dan Kepadatan Kawasan Terbangun. Dari 5 (lima) variabel yang memiliki pengaruh terhadap jumlah penumpang MRT variabel Campuran Guna Lahan memiliki pengaruh paling besar yang dilihat berdasarkan koefisien yang dihasilkan.