ABSTRAK Nisrina Nadhifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Nisrina Nadhifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Nisrina Nadhifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Nisrina Nadhifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Nisrina Nadhifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Nisrina Nadhifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Nisrina Nadhifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
LAMPIRAN Nisrina Nadhifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Fragmentasi lahan merupakan fenomena peri-urban yang menunjukkan perpecahan
petak di suatu guna lahan dan menjadikannya terpisah dari struktur yang utuh sehingga
terisolasi dari kegiatan lainnya. Identifikasi fragmentasi lahan dilakukan di Kabupaten
Bandung sebagai peri-urban Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung yang mengalami
pelimpahan kegiatan dari kawasan perkotaan inti dan menjadi zona transisi pedesaan
perkotaan yang intensif dengan pembangunan tidak berpola. Fragmentasi lahan diukur
dengan aplikasi Fragstats berdasarkan indikator total luas lahan, jumlah petak, ukuran
petak, dispersi ukuran petak, bentuk petak, pembagian petak, jumlah pemisahan petak,
dan ukuran jejaring petak efektif di suatu guna lahan. Indeks Fragmentasi Lahan
dihasilkan melalui normalisasi nilai indikator dengan standardisasi mean dan melalui
pembobotan indikator dengan metode bobot entropi. Fragmentasi lahan di Kabupaten
Bandung mengalami fluktuasi pada tiap guna lahan di tahun 2013, 2018, dan 2020,
dengan indeks fragmentasi lahan tertinggi pada kawasan permukiman. Beberapa
karakteristik peri-urban yang dimiliki Kabupaten Bandung seperti aksesibilitas jalan,
jarak menuju pusat kabupaten dan kota inti, unit pendidikan SMA, guna lahan
permukiman dan pertanian, serta intensitas penduduk dapat mempengaruhi terjadinya
fragmentasi lahan secara signifikan sehingga karakteristik tersebut perlu diperhatikan
perkembangannya. Fragmentasi lahan dapat mengakibatkan pergeseran struktur ruang
di antara wilayah pengembangan Kabupaten Bandung. Fragmentasi lahan dapat
dihindari melalui mekanisme pengaturan Rencana Tata Ruang yang memperhatikan
pola spasial, fungsi lahan, dan arah perubahannya pada peri -urban.