Ekowisata merupakan industri yang mendorong perekonomian di sebagian besar
negara, terutama di negara berkembang. Terlepas dari kelebihannya, pariwisata
secara umum juga memiliki berbagai dampak buruk, terutama terhadap
lingkungan, seperti masalah limbah dan air, serta emisi karbon. Pendekatan
pariwisata berkelanjutan ditawarkan beberapa dekade yang lalu untuk
menanggapi efek tandingannya. Sayangnya, banyak pihak yang tidak
menerapkannya dan bahkan tidak memahaminya padahal bisa menjadi keunggulan
kompetitif dan mendongkrak kepuasan wisatawan. Kami melakukan penelitian di
salah satu destinasi ekowisata di Jawa Barat yaitu Ranca Upas. Dalam studi ini,
kami ingin menyelidiki bagaimana penyedia dan wisatawan memahami konsep
ekowisata berkelanjutan, menyelidiki apakah pemahaman bersama antara
manajemen tujuan wisata dan tujuan tercapai atau tidak, untuk memodelkan
ekowisata berkelanjutan, dan menghasilkan skenario yang lebih baik untuk masa
depan.
Penelitian eksplorasi digunakan dalam penelitian dengan menerapkan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif untuk menjawab dua pertanyaan penelitian awal. Untuk
memodelkan ekowisata berkelanjutan, metodologi dinamika sistem digunakan
untuk mengakomodasi struktur umpan balik dalam sistem. Data dikumpulkan
dengan menyebarkan kuesioner kepada wisatawan untuk menangkap pemahaman
mereka tentang ekowisata berkelanjutan dan persepsi mereka tentang pengalaman
mereka. Wawancara dengan manajemen juga dilakukan untuk menangkap
pemahaman mereka dan untuk memahami masalah utama yang terjadi. Tinjauan
pustaka juga dilakukan untuk membantu dalam pembuatan model. Temuan
penelitian mengungkapkan bahwa Ranca Upas telah dipahami dan sedang dalam
proses untuk menjalankan bisnis pariwisata secara berkelanjutan. Sebaliknya,
83% wisatawan memiliki pemahaman yang kurang tentang ekowisata. Dengan
membandingkan persepsi wisatawan dan manajemen, kami menemukan bahwa ada
nilai perbedaan, artinya tidak tercapai saling pengertian. Masalah sampah yang
menciptakan keseimbangan dengan jumlah wisatawan paling baik diatasi dengan
skenario 4, yaitu menghasilkan nilai positif saling pengertian, jumlah pekerjaan
lokal yang dinamis, menjalankan program kampanye pendidikan sampah, dan
mengembangkan fasilitas pengelolaan sampah secara mandiri.
Keywords: Berkelanjutan, Ekowisata, Kualitas Layanan Ekowisata, Saling
Pengertian, Dinamika Sistem.