digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Shafa Kamila Putri Setiawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Shafa Kamila Putri Setiawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Shafa Kamila Putri Setiawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Shafa Kamila Putri Setiawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Shafa Kamila Putri Setiawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Shafa Kamila Putri Setiawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Shafa Kamila Putri Setiawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN SHAFA KAMILA PUTRI SETIAWAN
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Ekonomi berbagi merupakan model bisnis yang sedang berkembang karena kemajuan teknologi digital yang memungkinkan maksimalisasi aset yang kurang dimanfaatkan dengan berbagi komoditas. Di dunia pariwisata, perusahaan dunia yang terkenal dalam menggunakan model bisnis ekonomi berbagi adalah AirBnb. Bali merupakan destinasi wisata utama yang menjadi incaran berbagai pemilik properti untuk berinvestasi melalui AirBnb, termasuk Kota Denpasar yang berperan dalam perkembangan pariwisata Bali dan memiliki letak strategis yang menguntungkan. Akan tetapi, pandemi COVID-19 mengakibatkan terjadinya penurunan bisnis pariwisata, sehingga pemerintah memberlakukan insentif untuk mempercepat pemulihan pariwisata salah satunya dengan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment) yang berlaku bagi para pelaku wisata dalam adaptasi kebiasaan baru. Namun, sebagian besar bisnis kecil termasuk AirBnb dikhawatirkan belum dapat memenuhi persyaratan dari skema tersebut. Hal ini akan menghambat keberjalanan bisnis AirBnb apabila tidak ada tindakan agar AirBnb mampu memenuhi protokol CHSE dari pemerintah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kesiapan AirBnb dalam memenuhi CHSE di era normal baru dengan studi kasus Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan data kuesioner wisatawan domestik yang pernah mengunjungi Kota Denpasar dan mengetahui tentang AirBnb, wawancara pengelola AirBnb dan Dinas Pariwisata Kota Denpasar, observasi AirBnb, serta data sekunder. Analisis yang digunakan adalah analisis IPA dan deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi amenitas CHSE yang perlu diprioritaskan penyediaannya, analisis deskriptif kuantitatif untuk mengidentifikasi karakteristik dan ketersediaan amenitas CHSE pada AirBnb, serta analisis spasial hotspot untuk melihat pola persebaran klaster AirBnb berdasarkan ketersediaan amenitas CHSE prioritas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga amenitas prioritas yaitu pemadam api, P3K, dan pendeteksi asap kebakaran serta konsentrasi AirBnb terbanyak berada di Denpasar Selatan dan Denpasar Barat. Namun, kesiapan AirBnb dalam memenuhi protokol CHSE belum mumpuni dan masih ditemukan blankspot dalam manajemen pelaksanaan serta pengawasannya.