digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Winda Eka Mandiri Puteri
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Winda Eka Mandiri Puteri
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 2 Winda Eka Mandiri Puteri
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 3 Winda Eka Mandiri Puteri
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 4 Winda Eka Mandiri Puteri
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 5 Winda Eka Mandiri Puteri
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Winda Eka Mandiri Puteri
PUBLIC Alice Diniarti

Analisis perubahan iklim dan lautan di wilayah perairan Pulau Simeulue Aceh sejak Pleistosen Akhir-Resen dilakukan karena daerah ini berada di wilayah tropis Samudera Hindia yang memiliki peran dalam dinamika iklim global. Wilayah perairan barat Sumatra merupakan sisi timur dari Samudera Hindia yang dipengaruhi oleh variabilitas atmosfer dan lautan yaitu Indian Ocean Dipole (IOD) dan sistem muson yang terjadi sepanjang tahun. Penelitian ini dilakukan untuk merekonstruksi paleoklimat dan paleoseanografi serta mengetahui pengaruh dan intensitas IOD di lokasi penelitian sejak Pleistosen Akhir. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel inti sedimen EW17-08 sepanjang 217 cm yang diambil pada kedalaman 2.811 m di perairan barat Pulau Simeulue pada posisi 94° 46’ 43” BT dan 2° 29’ 47” LU. Analisis paleoklimat dan paleoseanografi dilakukan dengan menggunakan beberapa proksi yaitu analisis kumpulan foraminifera, pentarikhan radiokarbon, analisis Loss on Ignition (LoI), analisis unsur kimia (XRF), dan analisis besar butir. Berdasarkan multiproksi tersebut dilakukan analisis lebih lanjut seperti analisis suhu permukaan laut menggunakan metode Modern Analogue Technique (MAT), analisis kedalaman termoklin menggunakan kelimpahan foraminifera petunjuk kedalaman termoklin, analisis iklim dingin menggunakan kelimpahan foraminifera kelompok subtropis dan persentase karbon, analisis upwelling menggunakan kelimpahan Globigerina bulloides, analisis intensitas curah hujan berdasarkan hasil analisis unsur kimia (XRF) dan analisis besar butir sebagai parameter input sedimen dan parameter pelapukan, analisis intensitas kuat arus menggunakan kelimpahan kelompok Cibicides sp., dan analisis kadar oksigen rendah menggunakan kelimpahan kelompok Uvigerina sp. dan Bulimina sp. Periode Pleistosen Akhir menunjukan kondisi yang relatif lebih dingin daripada Holosen berdasarkan data SST summer (Juni, Juli, dan Agustus), kelimpahan foraminifera kelompok subtropis, dan peningkatan persentase karbon. Selain itu, terjadi peningkatan intensitas upwelling (umur 15.140-9.220 BP) akibat penguatan intensitas muson tenggara yang mendorong arus bergerak ke arah barat laut. Hasil rekonstruksi paleoklimat dan paleoseanografi dibagi menjadi 4 periode yaitu Periode 1 (umur 21.300-17.140 BP) yang hangat dan intensitas curah hujan tinggi, berasosiasi dengan deglasial, Periode 2 (umur 15.140- 11.040 BP) yang dingin dan intensitas curah hujan rendah, berasosiasi dengan beberapa peristiwa iklim seperti Oldest Dryas, Bølling Interstadial, Older Dryas, Allerød Interstadial, Younger Dryas, Periode 3 (umur 11.040-4.110 BP) yang hangat dan intensitas curah hujan tinggi, berasosiasi dengan peristiwa iklim Preboreal-Boreal, 8.2k event, Holocene Thermal Maximum, 4.2k event, dan Periode 4 (umur 4.110-0 BP) yang dingin dan intensitas curah hujan rendah, berasosiasi dengan peristiwa iklim Subboreal, Warm Period, dan Little Ice Age. Berdasarkan kedalaman termoklin di daerah penelitian, intensitas IOD dapat ditentukan berada pada fase negatif atau positif. Berdasarkan persentase kumpulan foraminifera petunjuk termoklin, pada Periode 1 (umur 21.300-17.140 BP) dan Periode 3 (umur 11.040-4.110 BP) kondisi IOD fase positif lebih intens, sedangkan pada Periode 2 (umur 15.140- 11.040 BP) dan Periode 4 (umur 4.110-0 BP) kondisi IOD fase negatif lebih intens. Kondisi ini berbeda dengan kondisi suhu permukaan laut dan intensitas curah hujan yang meningkat pada IOD fase postif, dan keadaan sebaliknya pada IOD fase positif. Hal ini diduga akibat faktor lain seperti penguatan muson barat laut pada Holosen Awal-Tengah dan perpindahan Intertropical Convergence Zone (ITCZ) ke arah selatan sejak LGM (~21.000 BP).