digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pandemi COVID-19 membuat mobile food delivery apps (MFDA) dipandang sebagai solusi untuk memesan makanan dari restoran. Orang-orang dapat menikmati hidangan favorit mereka melalui perangkat seluler tanpa harus keluar rumah. Para pengembang MFDA mengembangkan fitur-fitur yang membuat pengguna lebih nyaman. Misalnya, menu yang dipersonalisasi memfasilitasi pengguna untuk memesan secara khusus; jumlah gula yang sedikit dalam secangkir kopi, jenis isian pada pizza, tingkat kepedasan pada nasi goreng, dan masih banyak lagi. Tampilan dan antarmuka dirancang berdasarkan persepsi pengguna, membuat perbedaan yang kecil antaa satur MFDA dan yang lainnya. Oleh karena itu, tidak seperti aplikasi seluler lainnya, pergerakan pelanggan akan lebih dinamis saat menggunakan MFDA. Untuk memahami migrasi pengguna, penelitian ini menggunakan kerangka kerja PPM (push-pull-mooring) untuk mengklasifikasikan anteseden dari perilaku beralih. Berdasarkan teori migrasi, konstruk push mengacu pada semua faktor yang membuat pengguna pindah. Elemen yang membuat pengguna berpindah ke alternatif diidentifikasi sebagai faktor penarik (pull). Terakhir, hambatan pergerakan digambarkan sebagai faktor tambat (mooring). Analisis multi-metode dilakukan dalam penelitian ini. Tinjauan literatur dan Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan untuk menentukan faktor-faktor dalam konteks MFDA. Hasil penelitian menemukan enam konstruk sebagai anteseden; masalah atribut aplikasi, perilaku penelitian, biaya peralihan, kebiasaan, manfaat harga yang dirasakan, dan daya tarik alternatif. Kemudian, analisis dilanjutkan dengan menggunakan teknik PLS-SEM untuk menguji hubungan antara faktor dan perilaku switching. Hasil berkontribusi pada pemahaman praktis dan manajerial perilaku beralih dalam konteks MFDA.