digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi beberapa sektor bisnis. Dengan kondisi seperti ini, beberapa sektor melakukan beberapa perubahan untuk beradaptasi dengan situasi ini. Salah satu sektor yang memiliki dampak yang besar akibat pandemi adalah sektor kesehatan. Sektor pelayanan kesehatan dari beberapa negara melakukan beberapa perubahan kebijakan seperti pembatasan jumlah pasien untuk meminimalisir transmisi virus, serta pengadopsian sistem berbasis teknologi seperti telehealth. Telehealth memungkinkan healthcare institution dalam memberikan pelayanan kesehatan secara online tanpa kontak langsung dengan pasien. Selain itu, sistem ini juga dapat dimaanfaatkan untuk komunikasi antar insitusi pelayananan kesehatan maupun antar tenaga medis. Namun, di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia, pengaplikasian sistem ini masih jaring ditemukan tidak seperti telemedicine yang sistemnya sudah diaplikasikan dibeberapa pelayananan kesehatan di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mencari tahu faktor apa saja yang dapat mempengaruhi intensi dari healthcare workers di Indonesia terhadap pengaplikasian telehealth di masa depan dengan menggunakan kerangka unified theory of acceptance and use of technology (UTAUT) yang telah dimodifikasi dengan beberapa variabel tambahan. Studi ini dilakukan dengan metodi kuantitatif, yaitu dengan menggunakan partial least square-structural equation modeling (PLS-SEM) untuk menganalisa hubungan antar variabel yang ada pada kerangka di penelitian ini. Survey dilakukan secara online dengan institusi Kesehatan di kota Surakarta dan Bandung. Partisipan pada penelitian ini terdiri dari 200 dokter dan perawat yang menangani pasien secara langsung pada pekerjaan sehari-harinya. Dengan responden dokter berjumlah 90 orang dan perawat berjumlah 110 orang, ditemukan bahwa beberapa faktor mempengaruhi intensi dalam pengaplikasian telehealth effort expectancy, facilitating condition, technology anxiety, self- efficacy, dan social influence memiliki pengaruh terhadap intensi untuk menggunakan telehealth. Effort expectancy memiliki pengaruh yang paling besar terhadap intensi dari healthcare workers (? = 0.347, p-Value = 0.000), diikuti dengan self-efficacy (? = 0.243, p-Value = 0.000). Selain itu ditemukan juga hubungan yang signifikan antara effort expectancy dan performance expectancy serta self-efficacy dengan effort expectancy. Namun, performance expectancy dan perceived security and data tidak memiliki pengaruh terhadap intensi (t-value <1.96). Dengan hasil yang didapat pada peniltian ini, diharapkan healthcare institution dapat memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi intensi para healthcare workers sehingga dapat mengoptimalkan pengimplemtasian telehealth di masa mendatang. Keywords: COVID-19, PLS-SEM, Pandemi, UTAUT, Telehealth