digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri pariwisata telah mengalami penurunan dalam hal kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) dan tingkat tenaga kerja di Indonesia akibat pandemi Covid-19. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk pemulihan industri dan untuk memenuhi peluang pertumbuhan industri pada tahun 2022. Seiring dengan itu, tren baru "pariwisata aman" telah meningkat di kalangan wisatawan. Namun, belum adanya informasi dari pemerintah yang menyediakan informasi risiko di destinasi pariwisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan pertama, untuk mengidentifikasi faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi niat wisatawan domestik untuk mengunjungi destinasi pariwisata Indonesia; kedua, untuk memprediksi perubahan perilaku wisatawan selama dan setelah pandemi berakhir; dan ketiga, untuk mengembangkan strategi yang sesuai untuk mendorong niat kunjungan wisatawan domestik dalam konteks pariwisata yang aman. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB) dengan faktor tambahan persepsi risiko dan electronic Word of Mouth (eWOM). Penelitian ini menggunakan metode campuran pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Survei kuantitatif dilakukan terhadap 347 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil analisis kuantitatif dengan menggunakan alat Partial Least Square-Structural Equation Model (PLS-SEM) menunjukkan bahwa persepsi risiko Covid-19 dan eWOM merupakan faktor yang secara signifikan mempengaruhi niat kunjung wisatawan domestik yang dimediasi oleh faktor TPB. Metode kualitatif dilakukan untuk menganalisa perubahan perilaku wisatawan melalui wawancara terhadap 12 informan. Hasilnya, diprediksi bahwa wisatawan domestik cenderung melakukan pariwisata aman selama dan setelah status pandemi diberhentikan. Sebagai kontribusi teoritis, penelitian ini telah berhasil mengaplikasikan model TPB yang diperluas dengan variable persepsi risiko Covid-19 dan eWOM dalam konteks pariwisata yang aman. Kemudian, sebagai kontribusi praktis, ada dua strategi yang diusulkan, pertama, mengembangkan Safe Tourism Webmap untuk memberikan informasi terkait risiko. Kedua, meningkatkan kesadaran kampanye pariwisata aman melalui Webmap sebagai upaya mendorong e-WOM di kalangan wisatawan agar meningkatkan minat kunjungnya.