digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rika Yulia Putri
PUBLIC Irwan Sofiyan

Urban Farming adalah salah satu sistem pertanian yang dapat mengatasi masalah pertanian saat ini seperti tidak seimbangnya kebutuhan konsumsi sayuran dengan jumlah produksi yang dihasilkan akibat meningkatnya pertumbuhan penduduk dan terbatasnya luas lahan pertanian (produktif). Dengan keunggulan yang dimiliki urban farming menjadi dorongan bagi masyarakat Kota Padang dalam mengatasi permasalahan kebutuhan pangan (sayuran) melalui teknik pertanian hidroponik. dengan jumlah mencapai 10 pelaku bisnis hidroponik pada tahun 2019 dan dapat menghasilkan sayuran sekitar 29 kg/hari. Namun, produksi tersebut belum dapat memenuhi permintaan yang bersifat kontinu setiap harinya yaitu 58 kg/hari, sehingga berdampak pada lemahnya proses pengembangan usaha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi manajemen usaha (produksi, finansial, dan pemasaran), menganalisis status keberlanjutan (dimensi ekonomi, sosial, ekologi, teknis, dan kelembagaan), serta membentuk strategi pengembangan usaha budidaya sayuran hidroponik di Kota Padang. Penelitian ini dilakukan di Kota Padang menggunakan metode survei, dengan pelaksanaan penelitian mencakup kedalam 3 tahapan utama: 1) Analisis manajemen usaha secara deskriptif kualitatif. 2) Analisis status keberlanjutan melalui metode Multidimensional Scaling (MDS) dengan modifikasi teknik ordinasi Rap-Ur-Agri (Rapid Appraisal for Urban Agriculture). 3) Analisis strategi pengembangan dengan menggunakan metode SWOT dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Responden dalam penelitian ini terdiri dari 8 pelaku usaha yang masih aktif dan kontinu dalam budidaya sayuran hidroponik di Kota Padang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode observasi langsung, wawancara, dan kuesioner. Data sekunder dikumpulkan melalui kajian pustaka, Dinas Pertanian Kota Padang, dan Badan Pusat Statistik Kota Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1). Implementasi manajemen usaha budidaya sayuran hidroponik di Kota Padang Sumatera Barat belum berjalan optimal. Hal ini ditunjukkan melalui fungsi-fungsi yang belum maksimal dalam manajemen usaha antara lain: a) manajemen produksi dengan pencapaian skor 2,21 berada pada kategori jarang diterapkan; b) manajemen finansial dengan pencapaian skor 2,19 berada pada kategori jarang diterapkan; c) manajemen pemasaran dengan pencapaian skor 2,13 berada pada kategori jarang diterapkan; 2) Usaha budidaya sayuran hidroponik di Kota Padang termasuk pada kategori cukup berkelanjutan pada dimensi ekonomi dan kelembagaan dengan indeks sebesar 51,07% dan 42,15%. Dimensi ekologi dan teknis pada kategori berkelanjutan dengan indeks sebesar 60,89% dan 63,47%, sedangkan dimensi sosial pada kategori kurang berkelanjutan dengan indeks sebesar 31,02%; 3) Terdapat 9 alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat meningkatkan status keberlanjutan sistem urban farming di Kota Padang Sumatera Barat, dengan strategi prioritas yang direkomendasikan adalah meningkatkan kerja sama dalam komunitas hidroponik yang sudah terbentuk dengan tujuan memperluas jaringan informasi, penyampaian aspirasi, optimalisasi produksi, pemasaran, serta mempermudah penyusunan program kerja sama dengan pemerintah.