Pandemi COVID-19 memunculkan fenomena kaos pada berbagai aspek termasuk
ekonomi bagi kewirausahaan pada level global, seperti penurunan permintaan
pasar, pembatasan aktivitas distribusi, munculnya regulasi lockdown, hingga
kebangkrutan bisnis. Permasalahan yang muncul mengerucut pada wirausaha
yang belum memiliki resep yang mampu menjamin untuk bertahan dan tumbuh di
masa pandemi COVID-19. Kewirausahaan tidak hanya dituntut untuk
menghadirkan inovasi, namun juga membangun manajemen perubahan secara
fleksibel. Terpaan fenomena ini menjadi tantangan berat, mengingat peran
kewirausahaan adalah krusial sebagai agen dalam membangun inovasi untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Inovasi dan kewirausahaan yang
terinspirasi dari Entrepreneurship Theory of Innovation oleh Schumpeter, telah
berevolusi merespon perubahan paradigma ekonomi. Peran sumber daya dan
pengetahuan tidak bisa lepas dari wirausaha dalam menciptakan inovasi, sehingga
menempatkan Resourse-based View dan Knowledge-based View sebagai sudut
pandang studi. Inovasi membutuhkan energi dan ide segar untuk menciptakan
terobosan produk dan layanan baru, yang merujuk pada eksistensi wirausaha
muda. Wirausaha muda saat ini direpresentasi oleh generasi milenial dimana
karakter dan gaya hidupnya melekat dalam evolusi inovasi dan kewirausahaan
pada era ekonomi berbasis pengetahuan.
Tujuan – Terdapat dua poin tujuan yang dicapai: (1) Membangun formula untuk
mempertahankan perusahaan dalam turbulensi bisnis seperti pandemi COVID-19
dan memenangkan persaingan pasar, melalui Kewirausahaan Milenial Inovatif
sebagai kebaruan konsep. (2) Mengonfirmasi secara empiris peran Kewirausahaan
Milenial Inovatif dalam model bisnis yang mengangkat variabel relevan di masa
pandemi, diantaraya Penggunaan Media Sosial untuk Bekerja dan Orientasi
Pemasaran Proaktif untuk mendukung Kesiapan untuk Berubah serta dampaknya
terhadap Kinerja Bisnis.
Methodology – Studi ini memiliki dua fase methodology menggunakan mix method:
pertama, untuk kebutuhan studi eksploratori melalui pembangunan konstruk Kewirausahaan Milenial Inovatif dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara
pada lima bisnis dengan kepemimpinan milenial. Kedua adalah studi eksplanatori
yang melibatkan lima variabel relevan di masa pandemi untuk menguji temuan
konstruk Kewirausahaan Milenial Inovatif yang diperoleh di fase pertama, dengan
pendekatan kuantitatif melalui structural equation modelling techniques pada 293
bisnis dengan kepemimpinan milenial di Jawa.
Temuan – Kewirausahaan Milenial Inovatif diformulasi dari enam dimensi yang
mewakili fase kewirausahaan dari hulu ke hilir dengan menekankan karakter
milenial pada lini bisnis dan daya dukung lini teknologi, diantaranya market
investigation, social-based sensing technology, innovative work climate,
technology-based innovation, rareness product creation, dan technology-based
cyber marketing. Konstruk Kewirausahaan Milenial Inovatif ini terbukti secara
empiris menjadi mediasi antara Penggunaan Media Sosial untuk Bekerja terhadap
Kesiapan untuk Berubah. Peran Orientasi Pemasaran Proaktif juga hadir dalam
membangun stimulan yang memastikan bahwa inovasi dapat diterima pasar dan
terkonversi menjadi Kinerja Bisnis. Studi ini menunjukkan peran strategis
Kewirausahaan Milenial Inovatif dalam body of knowledge of Innovative
Entrepreneur Theory dan membuktikan secara empiris perannya dalam
mempertahankan perusahaan di masa pandemi COVID-19.
Originalitas – Originalitas studi ini adalah (1) bangunan konstruk Kewirausahaan
Milenial Inovatif. Studi ini mengisi Practical-knowledge Gap dengan
menambahkan Kewirausahaan Milenial Inovatif dalam evolusi Innovative
Entrepreneur yang berangkat dari Entrepreneurship Theory of Innovation oleh
Schumpeter. (2) Konstruk Kewirausahaan Milenial Inovatif dalam model bisnis
untuk mewujudkan Kesiapan untuk Berubah dan menciptakan dampaknya pada
Kinerja Bisnis. Model yang dikembangkan relevan belum digunakan dalam studi
sebelumnya. (3) Kewirausahaan Milenial Inovatif menjadi formulasi yang tepat
diimplementasikan terutama ketika mengalami turbulensi bisnis seperti bertahan
bahkan tumbuh pada masa pandemi COVID-19.
Kata Kunci: Kewirausahaan Milenial Inovatif, Pandemi COVID-19, Orientasi
Pemasaran Proaktif, Penggunaan Media Sosial untuk Bekerja, Kesiapan untuk
Berubah