digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia. Di dunia modern dengan perkembangan teknologi yang kian canggih dan pesat, listrik memiliki peran yang sangat penting dan vital. Namun sayang, kemudahan ini tidak dapat dirasakan oleh semua manusia karena daerah tempat tinggalnya belum teraliri listrik. Di Indenesia ada setidaknya 346 desa yang belum teraliri listrik baik dari grid PLN atau off-grid. Untuk melistriki daerah terpencil dan pada medan yang sulit, dapat digunakan alternatif sistem tenaga listrik hibrida off-grid yang memanfaatkan sumber daya terbarukan dan memadukannya dengan penggunaan generator diesel untuk menjamin ketersediaan pasokan listrik akibat sifat energi terbarukan yang variabel/intermiten. Penelitian ini mengambil lokasi di Pulau Matakus sebagai studi kasus karena di pulau ini belum teraliri listrik. Sistem pembangkitan dibagi menjadi dua untuk melayani beban komunal/rumah tangga dan beban administratif. Konfigurasi sistem yang paling optimal untuk memberikan suplai pada beban komunal terdiri dari 4.86 kW solar PV, 2 kW turbin angin, 6 kW genset, dan 12 kWh baterai dengan LCOE Rp3.450/kWh dan mencapai 53,5% RE share. Sedangkan untuk beban administratif, konfigurasi optimal berasal dari 100% energi terbarukan, yang terdiri dari 2,63 kW solar PV, 1 kW turbin angin, dan 8 kWh baterai dengan LCOE Rp4.075/kWh. Analisis sensitivitas yang dilakukan menunjukkan sistem energi hibrida robust terhadap perubahan harga komponen dan peningkatan beban listik.