digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), walaupun memiliki potensi energi surya yang tinggi, merupakan provinsi dengan rasio elektrifikasi terendah di Indonesia. Pembangkit surya termal adalah salah satu teknologi terbaik untuk memanfaatkan potensi energi surya NTT karena keandalannya yang tinggi. Pada penelitian ini dimodelkan pembangkit surya termal berbasis siklus Brayton dan ORC yang sesuai dengan potensi energi surya di Kupang, NTT. Tiga pilihan fluida kerja ORC dianalisis berdasarkan aspek keamanan dan efisiensi termodinamika. Keekonomian pembangkit dianalisis dan Levelized Cost of Electricity (LCOE) sistem pembangkit dengan dan tanpa thermal energy storage (TES) dibandingkan. Pembangkit surya termal berbasis siklus Brayton dan ORC memiliki daya keluaran sebesar 2.014 – 11.008 kW. Ketiga pilihan fluida kerja ORC memenuhi standar keamanan. R141b memiliki efisiensi termodinamika tertinggi sehingga dipilih sebagai fluida kerja ORC pada rancangan akhir. Sistem pembangkit surya termal yang dilengkapi TES membutuhkan investasi awal sebesar Rp421.191.784.800,00. Proyek ini memiliki Net Present Value (NPV) sebesar Rp129.969.297.579,00 dengan Internal Rate of Return (IRR) senilai 11,11% dan payback period 11,23 tahun. Sistem pembangkit surya termal dengan TES menghasilkan listrik dengan LCOE senilai Rp979,00. Sedangkan sistem pembangkit surya termal tanpa TES menghasilkan listrik dengan LCOE senilai Rp734,00.