digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Sulton Asofyan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Muhammad Sulton Asofyan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Muhammad Sulton Asofyan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Muhammad Sulton Asofyan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Muhammad Sulton Asofyan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Muhammad Sulton Asofyan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Muhammad Sulton Asofyan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Muhammad Sulton Asofyan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Wilayah pesisir Kota Semarang memiliki berbagai jenis ancaman bencana, seperti gempa bumi, banjir, gelombang ekstrem dan abrasi, likuefaksi, kekeringan, cuaca ekstrem, dan penurunan muka tanah dengan tingkat ancaman rendah, sedang, hingga tinggi. Di samping itu, pesisir Kota Semarang juge memiliki eksosistem mangrove di sekitar Kelurahan Mangkang Wetan dan Kelurahan Trimulyo yang memiliki jasa ekosistem, seperti biological regulation, perlindungan terhadap erosi, dan pengendalian banjir sehingga memiliki peranan signifikan terhadap keberlanjutan ekosistem darat. Sebaliknya, pembangunan di daratan justru semakin menekan ekosistem mangrove dengan adanya konversi guna lahan menjadi terbangun dan reklamasi yang dapat menghambat sirkulasi air laut menuju mangrove. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kemampuan dan kesesuaian lahan khas pesisir di Kota Semarang masih cukup rendah. Hasil proyeksi guna lahan juga menunjukkan akan terjadi pembangunan untuk aktivitas permukiman dan industri di area yang kurang sesuai. Di sisi lain, perencanaan penggunaan lahan sebagaimana tertuang dalam RTRW dan RZWP3K juga masih terdapat beberapa inkompatibilitas sehingga pembangunan wilayah pesisir yang berkelanjutan sulit terealisasikan.