digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Hipoksia pada tingkat seluler memicu respon yang dapat memberikan perubahan pada ekspresi gen tertentu. Hipoksia juga menjadi kondisi yang dapat meningkatkan agresivitas sel kanker. Kemampuan adaptasi sel kanker dalam kondisi hipoksia diperantarai oleh subunit ? hypoxia-inducible transcription factor (HIF-1?). Stabilitas HIF-1? telah diketahui dapat memicu progresi sel kanker seperti proliferasi, migrasi, invasi, dan metastasis melalui regulasi ekspresi TWIST. Ekspresi TWIST dapat dihambat melalui represi HIF-1? dengan melibatkan modifikasi kerja enzim hidroksilase yang aktivitasnya didukung oleh substrat berupa 2-oxoglutarate dan oksigen serta kofaktor berupa ion Fe2+ dan askorbat. Pada kondisi normoksia, enzim hidroksilase menghidroksilasi domain oxygen-dependent degradation (ODD) pada subunit HIF-1? sehingga subunit tersebut rentan terhadap degradasi proteosom. Akan tetapi, kondisi hipoksia cenderung mempertahankan HIF-1? akibat keterbatasan aktivitas enzim hidroksilase. Secara in vitro, askorbat dengan konsentrasi tertentu dapat meningkatkan aktivitas hidroksilase sehingga akan menurunkan ekspresi HIF-1? dalam kondisi hipoksia. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh konsentrasi askorbat dan hipoksia dalam menekan gen HIF-1? dan TWIST serta dalam menghambat migrasi sel MCF-7. Metode scratch assay dilakukan untuk mengamati migrasi sel secara in vitro dengan perolehan data berupa persentase penutupan (wound closure percentage) dan laju migrasi (?m/jam). Deteksi ekspresi gen HIF-1? dan TWIST pada tingkat mRNA dilakukan dengan metode Real-Time PCR. Berdasarkan hasil analisis, askorbat dan hipoksia memberikan pengaruh terhadap migrasi lini sel kanker payudara MCF-7. Dalam keadaan normoksia, askorbat dengan konsentrasi 0,40 mM (IC50) mampu menekan migrasi sel secara signifikan dalam waktu pengamatan selama 34 jam dengan rata-rata laju migrasi (Vm) relatif terhadap kontrol yaitu 1,28 ?m/jam serta persentase penutupan area wound sebesar 19,37%. Dalam keadaan hipoksia, askorbat dengan konsentrasi 1,20 mM (IC75) mampu menghambat migrasi sel secara signifikan dalam waktu pengamatan selama 34 jam dengan Vm sebesar 0,93 ?m/jam serta mengurangi persentase penutupan area wound hingga 14,2%. Pengaruh askorbat dan hipoksia terhadap migrasi lini sel kanker payudara MCF-7 juga dianalisis melalui ekspresi relatif gen HIF-1? dan TWIST pada tingkat mRNA. Ekspresi relatif gen target saat hipoksia dibandingkan dengan perlakuan normoksia. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi hipoksia memicu peningkatan ekspresi relatif gen HIF-1? tingkat mRNA pada sel MCF-7 sebesar ±3,73x apabila sel diberi perlakuan askorbat dengan konsentrasi 0,13 mM (IC25) dan sebesar ±4,11x saat sel diberikan askorbat dengan konsentrasi 0,40 mM (IC50) jika dibandingkan dengan perlakuan normoksia. Sebaliknya, askorbat dengan konsentrasi 1,20 mM (IC75) dapat menurunkan ekspresi relatif gen HIF-1? tingkat mRNA pada sel MCF-7 hingga sebesar ±6,97x jika dibandingkan dengan perlakuan normoksia. Perlakuan sel dengan askorbat 1,20 mM (IC75) saat hipoksia dapat menurunkan ekspresi relatif gen TWIST tingkat mRNA pada sel MCF-7 hingga sebesar ±3,25x. Kesimpulan dari penelitian ini adalah askorbat dan hipoksia dapat menghambat migrasi sel MCF-7 serta menurunkan ekspresi gen HIF-1? dan TWIST.