digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Atian Azizy
PUBLIC Alice Diniarti

Udang Putih (Litopenaeus vannamei) berkontribusi sekitar 75% dari total produksi udang di Indonesia. Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia kini menargetkan peningkatan ekspor udang sebanyak 250% hingga tahun 2024. Namun, rendahnya kualitas air dan isu penyakit infeksius oleh bakteri patogen seperti vibriosis masih menjadi masalah utama dalam budidaya udang putih. Beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk menangani masalah tersebut yaitu: (1) aplikasi sistem akuakultur tertutup seperti hibrid ZWD-RAS yang dapat menjaga kestabilan parameter fisika, kimia dan biologis kualitas air kultur serta meningkatkan performa budidaya; (2) budidaya pada salinitas rendah supaya memudahkan pengontrolan penyakit; dan (3) pemberian pakan suplementasi sinbiotik yang merupakan campuran probiotik dan prebiotik untuk meningkatkan kesehatan dan ketahanan penyakit pada udang putih. Pada penelitian ini, dibandingkan profil komunitas mikroba yang terbentuk menggunakan metode culture-dependent antar perlakuan hibrid ZWD-RAS dengan pakan sinbiotik (‘HS’), hibrid ZWD-RAS dengan pakan komersil (‘HK’), kontrol semi-batch dengan pakan sinbiotik (‘KS’), dan kontrol semi-batch dengan pakan komersil (‘KK’) serta kaitannya pertumbuhan dan kelulushidupan udang putih selama 45 hari periode pendederan. Penelitian dimulai dengan persiapan dan pengondisian sistem hibrid ZWD-RAS melalui penambahan probiotik Halomonas alkaliphila dan mikroalga Chaetoceros calcitrans pada tangki ZWD; serta pembuatan pakan sinbiotik melalui pencampuran pakan komersil dengan H. alkaliphila, rumput laut merah Kappaphycus alvarezii, dan mikroalga Spirulina sp. Selama budidaya, dilakukan pengukuran parameter kualitas air serta penambahan mikroba pada tangki ZWD secara rutin. Indeks keragaman, dominansi, dan similaritas dihitung pada komunitas mikroba air hari ke-0, 14, 28, dan 45 serta komunitas mikroba usus udang pada hari ke-45. Hasil pengamatan angka lempeng total (ALT) pada medium NA didapati total bakteri heterotrof pada sampel air sistem hibrid (HS dan HK) lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (KS dan KK); sedangkan ALT pada medium TCBS mengindikasikan jumlah bakteri Vibrio sp. lebih rendah pada perlakuan hibrid dibandingkan dengan kontrol. Hasil yang relatif sama teramati pada sampel usus udang dengan indikasi jumlah bakteri Vibrio sp. yang lebih rendah pada perlakuan HS dan KS dibandingkan dengan perlakuan HK dan KK. Nilai indeks keragaman, dominansi, dan similaritas didapati mengalami fluktuasi setiap waktu pada seluruh perlakuan. Total biomassa udang putih dari HS, HK, KS, dan KK didapati berturut-turut 141,40±35,21 gr; 63,75±21,83 gr; 108,50±13,03 gr; dan 66,15±8,12gr. Kelulushidupan udang putih dari HS, HK, KS, dan KK berturutturut 83,0±0,2%; 83,0±0,1%; 71,0±0,0%; dan 53,0±0,1%. Dari keseluruhan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa suplementasi pakan sinbiotik dan aplikasi sistem hibrid ZWD-RAS mampu menjaga kestabilan kualitas air kultur, termasuk parameter mikrobiologi, serta meningkatkan performa pertumbuhan dan kelulushidupan udang putih pada tahap pendederan.