digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yasmiin Nur Afifah
PUBLIC Alice Diniarti

Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini kian meningkat. Kosmetik berupa sediaan gel umumnya memiliki formulasi berupa kandungan air yang tinggi, bahan organik, dan anorganik, yang dapat menjadikan kosmetik sebagai media tumbuh yang baik bagi mikroorganisme. Maka, dibutuhkan antimikroba dalam formulasi kosmetik untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kecukupan konsentrasi antimikroba pada 3 variasi formula produk Gel X, yang memiliki konsentrasi antimikroba berbeda (secara berurutan dari konsentari tertinggi hingga terendah: Formula 1, 2, 3), melalui uji efikasi pengawet berupa uji tantang yang mengacu kepada European Pharmacopoeia dan Farmakope Indonesia. Hasil uji tantang ditentukan dengan pengelompokkan kriteria menjadi tiga kelompok: passed-A (efikasi terbaik), passed-B (efikasi minimal), dan C (gagal). Formula gel yang berhasil lolos uji tantang, akan dilanjutkan pada uji pengguna langsung. Produk Gel X, yang dikemas dalam kemasan tube dan pot, kemudian didistribusikan kepada 90 orang relawan untuk digunakan secara langsung (in-use test), dengan cara diaplikasikan pada telapak tangan pengguna secara rutin setiap hari selama 8 minggu. Setelah 8 minggu penggunaan, seluruh sampel produk Gel X, kemudian dikembalikan untuk dilakukan evaluasi produk dan diklasifikasi ke dalam tiga kelompok yang memenuhi kriteria keberterimaan untuk pengguna: well-preserved (<102 CFU/mL), marginally-preserved (<103 CFU/mL), dan failed (>103 CFU/mL). Isolat mikroba yang diperoleh dari sampel produk in-use test dianalisis secara makroskopis dan mikroskopis, serta dilakukan sequencing dan analisis pohon filogenetik. Hasil penelitian menunjukkan umur inokulum optimal untuk E. coli; S. aureus; P. aeruginosa; C. albicans; dan A. niger secara berturut-turut adalah 3-4 jam; 6 jam; 6 jam; 14 jam; 144 jam. Berdasarkan Ph. Eur., hasil uji tantang menunjukkan bahwa formula 1 Gel X memenuhi standar keberterimaan passed-B (penurunan jumlah sel >3 log pada hari ke-7), sedangkan formula 2 dan formula 3 tidak memenuhi standar keberterimaan (failed). Formula yang lolos uji tantang, yaitu formula 1, dilanjutkan untuk uji pemakaian langsung oleh pengguna (in-use test). Hasil uji pemakaian lansung oleh pengguna (in-use testing) menunjukkan bahwa formula 1 pada kedua jenis kemasan, pot maupun tube, memiliki standar keberterimaan marginally- preserved dengan jumlah sel mikroba kontaminan <103 CFU/mL. Selain itu, diperoleh 3 jenis isolat mikroba dari hasil uji pemakaian langsung oleh pengguna (in-use test). Hasil identifikasi menunjukkan seluruh mikroba kontaminan merupakan bakteri Gram-positif yang terdiri dari bakteri Staphylococcus sp. dan Stenotrophomonas sp. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa formula 1 pada kemasan tube memiliki efikasi pengawet terbaik dibandingkan kedua formula lainnya.