digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Natasya Emmanuela
PUBLIC Alice Diniarti

Kerusakan tulang yang parah akibat penyakit ataupun kecelakan dapat menimbulkan rasa sakit kronis hingga kecacatan permanen. Penggunaan eksosom kini banyak diteliti untuk terapi bebas sel dalam penyembuhan penyakit tulang karena kargo yang dikandungnya dan keamanannya dibandingkan terapi berbasis sel punca. Pada studi literatur ini, telah dikaji potensi kargo eksosom dari sel punca mesenkimal dan metode pengantarannya untuk penyembuhan penyakit tulang. Studi dilakukan menggunakan Google Scholar dengan kata kunci tertentu, Scimagojr.com serta Mendeley Desktop dan diperoleh 79 artikel dari tahun 2015 hingga tahun 2022. Hasil pencarian literatur menunjukkan kemampuan eksosom untuk memicu osteogenesis, angiogenesis, dan menghambat apoptosis pada berbagai kerusakan tulang. Potensinya ini berkaitan dengan kargo dalam eksosom, khususnya miRNA yang dapat menargetkan gen dan jalur persinyalan tertentu secara spesifik, yang berkaitan dengan regenerasi tulang. Keberagaman fungsi miRNA dalam eksosom dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia jaringan, serta jenis dan waktu diferensiasi sel punca mesenkimal. Dalam aplikasi eksosom untuk pengobatan tulang, metode pengantarannya juga banyak menjadi perhatian. Metode yang digunakan dapat berupa injeksi, penggunaan scaffold dengan imobilisasi eksosom yang dapat ditanam secara langsung maupun diinjeksikan (injectable scaffold) pada daerah kerusakan tulang. Metode injeksi cenderung kurang efektif, sementara metode penanaman scaffold kurang praktis untuk mengantarkan eksosom. Berdasarkan hasil studi literatur, dapat disimpulkan bahwa eksosom yang berasal dari sel punca mesenkimal memiliki kandungan miRNA, salah satunya adalah miR-21 yang dapat memicu regenerasi tulang, sehingga berpotensi digunakan dalam pengobatan regeneratif tulang. Metode pengantaran eksosom yang paling efektif adalah penggunaan scaffold, khususnya injectable scaffold karena mampu melepaskan eksosom dalam jangka waktu yang lebih lama, serta dapat menjangkau kerusakan tulang yang bentuknya tidak beraturan.