digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak: Merkuri merupakan logam berat yang sangat beracun, sulit untuk diuraikan, dan dapat terakumulasi dalam tubuh makhluk hidup sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan dan berbahaya bagi lingkungan karena bersifat persisten. Salah satu emisi merkuri dari kegiatan antropogenik adalah dari pembakaran batubara. Indonesia sebagai salah satu negara yang turut serta dalam Konvensi Minamata terkait merkuri berdasarkan Peraturan Presiden No. 21/2019 dimana sektor energi menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam menurunkan emisi merkuri yaitu sebesar 33,2% pada tahun 2030. Untuk dapat mencapai target tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan inventarisasi emisi merkuri untuk mengetahui seberapa banyak emisi merkuri yang diemisikan pada saat ini serta pada masa yang akan datang. Metodologi pada penelitan ini dengan menggunakan perangkat lunak Interactive Process Optimization Guidance (iPOG) dengan data sekunder PLTU batubara tahun 2019 yang bersumber dari Ditjen Gatrik ESDM untuk memperkirakan emisi merkuri dan juga untuk mengetahui kontribusi co-benefit technology dalam menurunkan emisi merkuri. Estimasi merkuri yang dilepaskan ke udara dari 72 PLTU pada tahun 2019 berdasarkan perhitungan IPOG adalah 2,874 ton. Adapun efisiensi penyisihan merkuri dengan Electrostatic Precipitator (ESP) pada batubara lignit dan subbituminus adalah 0,5% dan 10%. Penyisihan merkuri dengan ESP+WFGD (wet scrubber) dan ESP+WFGD (air laut) pada batubara lignit adalah 20% dan 11,8%. Penyisihan merkuri dengan ESP+WFGD (batu kapur) dan Dry FGD+FF pada batubara subbituminus adalah 50% dan 13%.