digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Elly Kusumawati
PUBLIC Alice Diniarti

Korosi pada pipa instalasi yang berbahan baja karbon ST 37 di PLTA Cirata dapat disebabkan oleh microbiologically influenced corrosion (MIC). Berdasarkan penelitian sebelumnya, keberadaan keramba jaring apung menyebabkan penurunan kualitas air waduk yang ditandai dengan peningkatan bakteri iron oxidizing bacteria (IOB), acid producing bacteria (APB), nitrite oxidizing bacteria (NOB), dan pembentuk biofilm. Interaksi antara NOB dan APB dapat meningkatkan laju korosi hingga 10 kali lipat dibandingkan dengan kontrol abiotik, sedangkan interaksi antara IOB dan pembentuk biofilm dapat meningkatkan laju hingga 5.5 kali lipat. Namun, peran keempat kelompok bakteri ini dalam menyebabkan korosi belum dievaluasi. Pada penelitian sebelumnya juga didapatkan satu isolat bakteri pembentuk biofilm yang mampu menurunkan laju korosi hingga 47%. Kemampuan penghambatan laju korosi ini perlu dioptimasi lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi isolat bakteri kunci pada korosi (E, F, G, L, dan O); 2) menentukan peningkatan laju korosi konsorsium bakteri IOB, APB, NOB, dan pembentuk biofilm; 3) menentukan pengaruh penambahan isolat O terhadap pencegahan biofilm penyebab korosi; dan 4) menentukan peran setiap kelompok bakteri dalam membentuk biofilm penyebab korosi baja karbon ST 37. Uji korosi dilakukan pada 3 kondisi yaitu konsorsium korosif (E:F:G:L) serta perlakuan dengan penambahan isolat O pada kondisi planktonik (E:F:G:L:O), dan biofilm (O24:E:F:G:L). Uji percepatan korosi baja karbon ST 37 diamati setiap 3 hari selama 30 hari dalam kondisi aerobik, gelap, statis, dan 25 – 270C pada medium air waduk steril. Data yang dihitung adalah laju korosi, berat biofilm dan produk korosi, pH, total dissolved solid (TDS), konsentrasi nitrat dan sulfida, serta kelimpahan bakteri pada fase planktonik dan biofilm. Hasil identifikasi isolat bakteri E, F, G, L, dan O dengan metode sekuensing 16S rRNA secara berturut-turut adalah Chryseobacterium spp. E, Pseudomonas kribbensis spp. F, Pseudomonas putida spp. G, Paracoccus contaminans spp. L, dan Priestia megaterium spp. O. Laju korosi yang diakibatkan oleh konsorsium bakteri E:F:G:L yaitu 11.07 ?m/tahun atau 2.4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol abiotik. Penambahan Priestia megaterium spp. O pada fase planktonik mampu menurunkan laju korosi E:F:G:L hingga 58.35%. Sedangkan penambahan biofilm Priestia megaterium spp. O menurunkan laju korosi E:F:G:L hingga 37.58%. Pada pembentukan biofilm, P. kribbensis spp. F, P. putida spp. G, dan Priestia megaterium spp. O berperan dalam proses kolonisasi awal sedangkan bakteri Chryseobacterium spp. E dan Paracoccus contaminans spp. L berperan dalam fase pembentukan mikrokoloni hingga tahap maturasi. Pada penelitian ini penambahan Priestia megaterium spp. O pada fase planktonik berpotensi sebagai agen biokontrol korosi baja karbon ST 37 pada perairan Waduk Cirata.