ABSTRAK Imam Maulana Yosa
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus
COVER Imam Maulana Yosa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Imam Maulana Yosa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Imam Maulana Yosa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Imam Maulana Yosa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Imam Maulana Yosa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Imam Maulana Yosa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Imam Maulana Yosa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Imam Maulana Yosa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Wilayah Asia Tenggara dan wilayah Australia mengalami kerugian secara historis akibat kekeringan. Wawasan mengenai kekeringan dapat menjadi referensi mitigasi kekeringan untuk mengurangi kerugian bencana kekeringan. Indeks kekeringan meteorologis dapat diestimasi menggunakan Standardized Precipitation Index (SPI). SPI merupakan metode yang memiliki banyak kelebihan dan hanya membutuhkan data curah hujan dalam perhitungannya.
Dengan memanfaatkan data curah hujan bulanan tahun 2000-2021 dari GPM_3IMERGM 0.10 x 0.10, nilai SPI dapat dihitung di wilayah Asia Tenggara dan Australia. Pada penelitian ini digunakan SPI skala 3 bulan (SPI-3), skala 6 bulan (SPI-6), dan skala 12 bulan (SPI-12) untuk mengkuantifikasi indeks kekeringan periode kekeringan 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Indeks kekeringan tersebut mendeteksi frekuensi kekeringan dan kekuatan kekeringan di suatu wilayah. Frekuensi kekeringan dan kekuatan kekeringan dapat digunakan sebagai parameter perhitungan Indeks Bahaya Kekeringan (IBK) multiskala untuk mengetahui wilayah-wilayah yang memiliki bahaya kekeringan dalam periode periode tertentu.
Hasil analisis nilai IBK menunjukan bahwa seiring bertambahnya periode kekeringan, intensitas IBK di setiap grid semakin ringan. Terdapat pola IBK pada wilayah zona iklim hutan hujan tropis (Af) di Asia Tenggara. Iklim mediterania (Csb) yang terletak di barat daya dan tenggara Australia memiliki rasio bahaya sangat tinggi terbesar di setiap periode kekeringan. Secara keseluruhan, wilayah Asia Tenggara dan Australia merupakan wilayah bahaya tinggi untuk kekeringan periode 3 bulan.