digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Kevin Ardhana Soeharli
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Kevin Ardhana Soeharli
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Kevin Ardhana Soeharli
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Kevin Ardhana Soeharli
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Kevin Ardhana Soeharli
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Selama beberapa dekade, pendapatan box office bioskop telah digunakan sebagai ukuran untuk menentukan kesuksesan sebuah film. Namun, ini tidak lagi akurat karena penelitian telah menunjukkan selama 20 tahun terakhir, kehadiran penonton bioskop terus menurun karena lebih banyak orang memilih untuk meninggalkan bioskop tradisional dan beralih ke bioskop rumah dan seluler, yang dimungkinkan oleh kemajuan teknologi streaming. Hal ini semakin dipercepat oleh Pandemi COVID-19 ketika bioskop dan industri film di seluruh dunia terpaksa ditutup. Peningkatan pendapatan box office sekarang, yang ditandai dengan pemecahan rekor box office berbagai waralaba film, ditutupi oleh kenaikan harga tiket rata-rata, yang menjadi salah satu alasan utama penurunan jumlah tiket yang terjual yang berarti penurunan kehadiran penonton bioskop. Waralaba film Star Wars adalah salah satu waralaba film terlama dan tersukses, setelah merilis 11 film sejak 1977. Waralaba film ini mengalami tren penurunan yang sama secara global dan di pasar film Star Wars Indonesia. Penelitian ini berusaha untuk menemukan akar permasalahan yang dihadapi oleh Disney selaku pemilik waralaba film Star Wars saat ini, dan melalui kuasanya, Disney Indonesia, untuk mempertahankan dan memperluas waralaba film Star Wars di Indonesia. Metodologi penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, dengan memakai data primer yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan survei dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif serta data sekunder yang dikumpulkan dari artikel dan berbagai sumber. Data tersebut kemudian diolah dalam Analisis Internal dan Analisis Eksternal. Analisis Internal meliputi pemeriksaan sumber daya dan kemampuan waralaba film Star Wars melalui Analisis VRIO, investigasi dengan Strategi Pemasaran Segmentasi, Penargetan, Pemosisian (STP), Bauran Pemasaran (7P), dan Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) untuk menunjukkan kekuatan dan kelemahan dalam waralaba film tersebut. Sedangkan Analisis Eksternal meliputi Analisis PESTEL, Porter’s 5 Forces, Analisis Pesaing, serta Analisis Pakar dan Pelanggan untuk mengetahui risiko dan peluang warlaba ini di industri film. Penelitian menyimpulkan bahwa waralaba film Star Wars sangat bergantung pada fanbase-nya, dan fanbase Star Wars Indonesia, yang sebagian besar ditemukan di komunitas Star Wars, sangat sedikit karena film-film Trilogi Asli Star Wars tidak dirilis di bioskop di Indonesia. Penonton film Indonesia akrab dengan merek Star Wars, tetapi mereka memiliki sedikit atau tidak ada keterikatan pada film selain dari penggemar berat Star Wars. Oleh karena itu, penting bagi Disney Indonesia untuk mengatasi kurangnya kesadaran dan minat terhadap film Star Wars di pasar Indonesia. Dengan mendukung dan bekerja sama dengan penggemar Star Wars Indonesia yang sudah ada, dan pemasaran yang konsisten melalui media sosial, Disney Indonesia dapat memfokuskan upayanya pada platform streaming online Disney+ Hotstar untuk membiasakan dan membangun pasar lokal dengan merek dan narasi Star Wars. Dengan demikian, Disney Indonesia akan berhasil mengembangkan fanbase Star Wars dan memastikan masa depan franchise film Star Wars di Indonesia baik melalui keajaiban bioskop atau keajaiban perangkat pintar yang lebih kecil.