digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nailul Rohmah
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Nailul Rohmah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Nailul Rohmah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Nailul Rohmah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Nailul Rohmah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Nailul Rohmah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Nailul Rohmah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 6 Nailul Rohmah
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Nailul Rohmah
PUBLIC Alice Diniarti

Jembatan yang melintas diatas suatu sungai mempengaruhi karakteristik aliran, yaitu berupa peningkatan arus yang melintas dibawah jembatan dan aliran turbulen yang terbentuk menghasilkan gerusan lokal yang membahayakan struktur jembatan. Tujuan dari penelitian pemodelan gerusan pada abutment jembatan Rahabangga di Sungai Konaweha ini adalah menganalisis mekanisme pola aliran dan vektor kecepatan dengan kondisi sebelum ada abutment dan kondisi setelah ada abutment, juga untuk menganalisis mekanisme terjadinya gerusan pada sungai dengan kondisi sebelum ada abutment dan kondisi setelah ada abutment Metode yang digunakan dalam pemodelan gerusan pada abutment jembatan Rahabangga di Sungai Konaweha ini adalah menggunakan pemodelan dengan program SSIIM-2 (Sediment Simulation in Intakes with Multiblock Option) dengan banjir kala ulang Q50 sebesar 1950,83 m3/s. Hasil komputasi menggunakan SSIIM-2 pada mekanisme pola aliran sebelum dan sesudah adanya abutment adalah perubahan vektor kecepatan yang membentuk vortex disekitar abutment jembatan, juga terdapat peningkatan nilai tegangan geser pada bagian pangkal sampai ujung abutment, kemudian untuk hasil komputasi sedimen juga terdapat perubahan dasar kontur sungai disekitar abutment jembatan. Penanganan Gerusan lokal pada penelitian ini dilakukan dengan menghamparkan batuan riprap, dimana diameter butiran diganti menjadi 0,3 m sebagai asumsi pada komputasi untuk mengganti batuan di sekitar abutment menjadi batuan riprap, dari hasil komputasi diperoleh perubahan kedalaman gerusan disekitar jembatan setelah di berikan batuan riprap yang semula kedalaman terjadi sebesar 2,745 m menjadi 1,408 m Dari hasil analisis komputasi menggunakan pemodelan dengan SSIIM 2 menghasilkan visualisasi berupa perubahan pola aliran, tegangan geser dan perubahan kontur dasar sungai, dari visualisasi pada SSIIM-2 dapat ditarik kesimpulan bahwa mekanisme pola aliran dan perubahan dasar sungai dapat tergambarkan secara detail dengan menggunakan program SSIIM-2, serta penggunaan batuan riprap dapat mereduksi kedalaman gerusan yang terjadi di abutment jembatan