Kita memahami bullying sebagai bentuk penganiayaan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok terhadap korban yang tidak berdaya, dan dilakukan secara
berkala (Chai et al., 2020). Dampak bullying yang diberikan tidak hanya berdampak
bagi korban tetapi juga dapat berdampak pada lingkungan sekitarnya. Individu yang
mengalami bullying cenderung merasa lebih cemas, depresi dan kesepian (Cao et al.,
2020; Pengpid & Peltzer, 2019). Bullying juga dikatakan berdampak negatif pada
kesejahteraan seseorang. Ketika karyawan merasa di-bully, itu juga dapat menghambat
kinerja mereka. Penelitian ini mencoba memahami pengaruh kesepian dan
kesejahteraan subjektif terhadap hubungan antara bullying di tempat kerja dan
performa kerja. memahami masalah bullying penting karena mengatasi masalah
bullying akan membantu organisasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman
bagi karyawan mereka, dan studi ini membantu memperluas pemahaman akan masalah
bullying. Pengumpulan data dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria
berupa pegawai Indonesia yang mengalami bullying, dan dilakukan melalui kuesioner
online. Kuesioner terdiri dari lima bagian: bagian pertama adalah pertanyaan
demografis, bagian kedua adalah bagian bullying, kami menyusun pertanyaan
menggunakan item dari COPSOQ III yaitu dari domain gosip, ejekan yang tidak
menyenangkan, pelecehan terkait pekerjaan, pelecehan seksual, ancaman kekerasan,
kekerasan fisik, dan bullying. kami juga menggunakan Satisfaction with Life Scale
(SWLS) untuk bagian kesejahteraan subjektif, skala kesepian UCLA untuk bagian
kesepian, dan penilaian kinerja individu Koopman untuk bagian Kinerja kerja. Kami
mengumpulkan 126 data yang kami proses menggunakan analisis regresi berganda.
Kami berasumsi bahwa kesepian dan kesejahteraan subjektif akan
mempengaruhi hubungan antara bullying di tempat kerja dan kinerja kerja dan
membuat hipotesis berdasarkan klaim tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh simultan dari masing-masing variabel terhadap performa kerja.
kesejahteraan subjektif memiliki efek moderasi terhadap hubungan antara bullying di
tempat kerja dan kinerja tetapi tidak memiliki efek mediasi. sementara Kesepian
memiliki efek mediasi dan moderasi pada hubungan. Hasil ini menjelaskan bahwa
bullying mungkin bukan faktor penentu utama melainkan aspek yang secara
keseluruhan mempengaruhi kinerja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas
pemahaman tentang bullying dan membantu organisasi untuk membuat kebijakan
berdasarkan hasil. Limitasi dari studi ini adalah jumlah data yang relatif kecil dan
model survey yang cross-sectional. Penelitian lebih lanjut untuk kesepian dan
kesejahteraan subjektif disarankan.
Kata kunci : Perundungan di Tempat Kerja, Loneliness, Kesejahteraan Subjektif,
Performa Kerja