digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Raditya Dipa Pramukti
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER - Raditya Dipa Pramukti.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Raditya Dipa Pramukti.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Raditya Dipa Pramukti.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Raditya Dipa Pramukti.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV.a - Raditya Dipa Pramukti.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Arkeoastronomi merupakan ilmu gabungan antara astronomi dan arkeologi yang mempelajari hubungan antara situs, bangunan, monumen, atau makam dengan objek langit, seperti Matahari, Bulan, bintang-bintang terang, dan planet. Hubungan bangunan kuno dengan objek langit tersebut dikenal dengan kesegarisan yang merupakan proyeksi deklinasi dari bangunan kuno dan berhimpit dengan objek langit di bola langit. Penelitian arkeoastronomi di Indonesia banyak dilakukan pada bangunan kuno yang disebut Candi. Penelitian-penelitian sebelumnya telah menyebutkan adanya kemungkinan kesegarisan antara candi-candi di Jawa Tengah dengan posisi benda langit. Oleh karena itu melalui Tugas Akhir ini, dicari kesegarisan candi-candi di Jawa Timur dengan benda langit dan hubungan arah hadap candi terkait dengan fungsinya. Perhitungan kesegarisan dilakukan untuk 16 candi di Jawa Timur dengan menggunakan nilai azimut dari masing-masing candi. Nilai azimut tersebut, beserta nilai altitude dan lintang masing-masing candi diperoleh melalui Program Google Earth yang dikonversi menjadi nilai deklinasi candi, kemudian dicocokan dengan deklinasi objek langit yang terkoreksi. Berdasarkan perhitungan kesegarisan dekat horizon dan kesegarisan di berbagai ketinggian dengan rentang 0° – 90° yang menghasilkan kemungkinan kesegarisan dengan objek langit, yaitu Matahari, Bulan, dan Rasi Orion. Sebanyak 16 candi memiliki kemungkinan kesegarisan dengan Matahari pada saat zenith passage, sebanyak 7 candi memiliki kemungkinan kesegarisan dengan Bulan pada saat lunar minor northern standstill, dan sebanyak 13 candi memilki kesegarisan dengan bintang-bintang di Sabuk Orion. Selain itu, melalui studi literatur diperoleh pemilihan arah hadap dalam pembangunan candi-candi di Jawa Timur tidak memiliki hubungan sama sekali terkait dengan fungsi suatu candi tetapi pemilihan arah hadap tersebut disesuaikan dengan kebudayaan dan kepercayaan dari masing-masing kerajaan yang membangun candi.