
ABSTRAK Nursofia Hanifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Nursofia Hanifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Nursofia Hanifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Nursofia Hanifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Nursofia Hanifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Nursofia Hanifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Nursofia Hanifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2022 TA PP NURSOFIA HANIFA_LAMPIRAN.pdf?
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Wisata berbasis industri adalah sebuah wisata yang berhubungan dengan kunjungan
wisatawan ke sebuah lokasi operasional industri untuk mengunjungi dan melihat proses
produksi barang dan/atau jasa. Kawasan Industri sendiri merupakan kawasan tempat
pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana,
dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh Perusahaan
Kawasan Industri. Keberadaan wisata berbasis industri di Indonesia masih terdengar
asing. Padahal di Indonesia sendiri memiliki banyak sekali Kawasan Industri yang
berpotensi untuk dikembangkan menjadi wisata berbasis industri, salah satunya adalah
Kawasan Industri di Kabupaten Bekasi. Perkembangan pariwisata didukung dengan
tersedianya 4A (Attraction, Amenity, Accessibility, Ancillary). 4A tersebut akan
menjadi tolak ukur atau indikator kesiapan dan keberhasilan suatu pariwisata.Untuk
mencapai tujuan dan sasaran dari penelitian ini, dilakukan pengumpulan data primer
melalui observasi, wawancara, dan pengumpulan data sekunder dari instansi terkait
yang diolah menggunakan analisis skoring.. Kemudian, dilakukan analisis deskripstif
kualitatif, dan analisis kesiapan wisata berbasis industri untuk mengetahui kesiapan
kawasan industri Deltamas sebagai salah satu destin asi wisata berbasis industri. Hasil
studi menunjukkan, kesiapan prinsip Attractions berada pada skala optimal dengan
presentase sebesar 90%, kesiapan prinsip amenity berada pada skala reseptif dengan
besar presentase sebesar 74,28%, kesiapan accessibility berada pada skala siap dengan
presentase sebesar 60%, dan kesiapan prinsip ancillary berada pada skala tahap awal
dengan presentase sebesar 30%, secara keseluruhan berdasarkan prinsip 4A Kawasan
Industri Deltamas berada pada skala reseptif dengan presentas e sebesar 63,57%.
Berdasarkan nilai tersebut, Kawasan Industri Deltamas telah reseptif atau telah dapat
menerima rencana pengembangan wisata berbasis industri, namun masih perlu
pengimplementasian pengembangan pada prinsip ancillary agar prinsip tersebut d apat
mendukung keberjalanan wisata berbasis industri di Kawasan Industri Deltamas.
Rekomendasi penelitian ini adalah percepatan regulasi terkait wisata berbasis industri
di Kabupaten Bekasi dan penyediaan lembaga/instansi pengelola wisata berbasis
industri di Kabupaten Bekasi.