digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gede Pandu Wirapralaga
Terbatas Perpustakaan Prodi Arsitektur
» ITB

Kelelahan secara mental merupakan hal yang umum dialami oleh manusia. Kelelahan secara mental memiliki faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol oleh seseorang. Sebagian besar kondisi ini terjadi akibat faktor eksternal, seperti pekerjaan, pengaruh orang sekitar, serta kejadian yang paling aktual, yaitu pandemi. Kelelahan mental yang terjadi secara berkelanjutan dapat berpengaruh pada kestabilan emosi, psikologis, serta fisik pada seseorang. Kelelahan secara mental dapat dipulihkan dengan beberapa cara baik secara internal maupun eskternal. Salah satu kegiatan yang dapat membantu memulihkan kondisi jenuh seseorang merupakan kegiatan rekreasi dan pariwisata. Kegiatan pariwisata yang diutamakan dapat menjadi solusi dari kelelahan mental adalah pariwisata kebugaran. Dengan adanya pariwisata kebugaran, seseorang dapat meningkatkan kesehatan serta kebugaran dalam diri sekaligus memulihkan diri dari kondisi lelah secara mental. Sebagai upaya dalam merespons peningkatan kebugaran masyarakat untuk mengurangi kondisi kelelahan mental, arsitektur dapat berkontribusi dalam menciptakan sebuah fasilitas pariwisata yang dapat menunjang kebutuhan kebugaran serta sarana restorasi diri untuk masyarakat. Perancangan sebuah proyek dengan visi membangun sebuah resor yang dapat mengakomodasi kebutuhan pemenuhan kebugaran pada wisatawan dengan pendekatan desain lingkungan restorasi diri. Proyek ini memiliki beberapa fasilitas kebugaran untuk mendukung program pariwisata kebugaran serta memiliki konsep lingkungan pemulihan (healing environment) dalam usaha untuk meningkatkan proses restorasi diri seseorang. Proyek direncanakan untuk diprakarsai oleh PT Nusantara Island Resort yang bekerja sama dengan Aman Resort untuk mengelola seluruh sistem fasilitas kebugaran dan resor pada bangunan. Rancangan dari bangunan memiliki beberapa nilai yang selalu dibawakan oleh rancangan Aman Resort. Lokasi proyek berada di lokasi Kelurahan Jimbaran, Bali yang merupakan daerah pedesaan yang cukup jauh dari kebisingan kota. Lokasi proyek diambil dengan alasan memiliki lokasi dengan tingkat kebisingan yang rendah serta posisinya yang berbatasan dengan tebing yang mengarah langsung ke pantai. Lokasi proyek yang ada di Bali menuntut perancang untuk dapat merespons konsep arsitektur tradisional Bali dalam bangunan. Berbagai aspek seperti bentuk, proporsi, zonasi, hingga struktur dan material dapat diadopsi dari konsep arsitektur tradisional Bali. Konsep utama yang digunakan pada proyek dalam menerapkan konsep arsitektur tradisional Bali merupakan konsep Sanga Mandala. Konsep Sanga Mandala diterapkan dalam meletakkan massa dan fungsi bangunan. Proyek ini diharapkan dapat menyelesaikan tiga isu utama perancangan, yaitu menciptakan lingkungan pemulihan pada resort, menyediakan fasilitas kebugaran serta menerapkan nilai-nilai kebudayaan lokal.