digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Carmelina Gabriella Handry
Terbatas Perpustakaan Prodi Arsitektur
» ITB

Pertambangan batu bara merupakan salah satu aktivitas yang terus meninggalkan masalah lingkungan. Lahan yang digunakan untuk pertambangan umumnya akan ditinggalkan begitu saja setelah hasil lahan tersebut habis dikeruk. Bekas tambang ini dapat memberikan dampak negatif bagi manusia maupun lingkungan sekitarnya. Di Desa Sikalang, terdapat bekas pertambangan batu-bara yang saat ini masih ditinggalkan tanpa tindak lanjut untuk memperbaiki lahan tersebut. Letak desa yang berada di Kota Sawahlunto, kota tambang batu bara tertua di Asia Tenggara, yang saat ini terkenal akan wisata tambangnya. Identitas tambang ini masih dapat dipertahankan tanpa perlu menambah tambang baru, yaitu dengan perancangan wisata pasca tambang. Salah satu jenis wisata yang melibatkan ekologi, sosial-ekonomi, dan kultur yang juga dibutuhkan oleh Desa Sikalang saat ini adalah wisata ekoturisme. Ekoturisme merupakan suatu bentuk destinasi wisata yang bukan hanya bertujuan sebagai wisata alam biasa, melainkan sebuah wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian area yang masih alami, memberi manfaat secara pendidikan maupun ekonomi, serta mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Pada konteks Desa Sikalang, ekoturisme menjadi salah satu bentuk restorasi lahan yang diperlukan sebagai bentuk penyelesaian dari pertambangan untuk mengubah lahan yang sebelumnya telah terganggu menjadi lahan yang cocok untuk digunakan kembali atau dialihkan ke fungsi baru. Untuk itu, visi dari perancangan ini adalah untuk menghidupkan kembali lahan yang sudah terbengkalai oleh pasca tambang dengan memberikan fasilitas wisata tambang yang eksploratif dan informatif sebagai media pembelajaran bagi masyarakat dan pengunjung wisata. Ekoturisme ini akan dirancang pada lahan seluas 66.000 m2 yang memiliki tiga danau bekas tambang di dalamnya. Proyek ini akan memiliki tiga lingkup atau fungsi utama, antara lain sebagai tempat wisata yang rekreatif, sebagai tempat produktif bagi masyarakat setempat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, serta menjadi media pembelajaran tambang yang edukatif. Dalam merumuskan masalah, landasan yang digunakan dalam perancangan ini antara lain Desain Berkelanjutan Lingkungan, Ekoturisme berbasis Masyarakat, dan Pemanfaatan Spasial Tambang. Konsep utama dari perancangan wisata ini adalah “An Aftermath Journey of A Coal Mining”, yang memusatkan tema perancangan pada perjalanan wisatawan di dalam area wisata sehingga zona, peletakan bangunan, hingga sirkulasi tersusun berdasarkan skenario alur nilai yang ingin disampaikan kepada wisatawan untuk mendapatkan pengalaman yang diinginkan sepenuhnya.