digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sejak ERP diperkenalkan pada awal 1990-an, banyak literatur mengenai faktor penentu keberhasilan dari implementasi ERP telah ditulis. Karena adanya batasan kastemisasi ERP, mau tidak mau perusahaan diminta untuk merekayasa ulang proses bisnis mereka, atau dengan kata lain mengubah cara mereka berbisnis. Karena sifatnya yang strategis ini, beberapa penulis artikel ilmiah telah menyebutkan adanya kebutuhan untuk melaksanakan perubahan manajemen yang tepat dan melakukan analisis aktor dalam implementasi ERP, tapi sayangnya tidak ada penjelasan tentang mengapa dan bagaimana melakukan hal itu. Untuk itu, suatu tinjauan literatur kritis tentang implementasi ERP dilakukan menggunakan kerangka klasifikasi baru dengan dua dimensi implementasi ERP (Determinants and Outcomes) untuk menemukan apakah ada studi tentang aktor dalam implementasi ERP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah artikel tentang aktor lebih sedikit daripada artikel tentang faktor. Analisis yang lebih mendalam terhadap literatur implementasi ERP yang telah diperoleh dengan menggunakan pendekatan Context, Intervention, Mechanism, Outcomes (CIMO) serta System of Systems Methodologies (SOSM) juga menegaskan hal yang sama. Artinya, interaksi antara aktor dalam implementasi ERP kurang diperhatikan, meskipun kenyataannya hampir selalu ada perbedaan pendapat, salah persepsi, dan konflik dalam implementasi ERP. Oleh karena itu, suatu penelitian lanjutan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Drama Theory untuk menganalisis interaksi aktor dalam implementasi ERP di perusahaan-perusahaan Indonesia. Pendekatan Drama Theory digunakan karena mampu menjelaskan masalah yang melibatkan beberapa pihak dengan tujuan yang berbeda, seperti konflik antara para pelaku dalam implementasi ERP. Penelitian studi kasus dipilih karena bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti "bagaimana" dan "mengapa", peneliti memiliki sedikit kontrol atas peristiwa dan fokus penelitian adalah pada fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan nyata. Kriteria seleksi yang diterapkan pada penelitian studi kasus adalah jumlah modul ERP diimplementasikan dan jenis kepemilikan ii perusahaan. Sebagai hasilnya, empat perusahaan terpilih untuk penelitian studi kasus. Melalui analisis interaksi aktor menggunakan Drama Theory pada setiap tahap implementasi ERP, aktor dalam implementasi ERP (posisi, peran, pilihan yang tersedia dan preferensi) dan konflik dapat diidentifikasi, alasan dan bagaimana konflik dan dilema terjadi dalam implementasi ERP serta metode untuk mengatasinya dapat didefinisikan. Dapat disimpulkan dari analisis kasus secara silang bahwa jika sebuah perusahaan baru pertama kali mengimplementasikan ERP, maka: 1) jumlah konflik yang terjadi memiliki korelasi positif dengan jumlah atau ERP modul dilaksanakan, 2) konflik dan rejection dilemma terjadi di tahap business blueprint, dan 3) resolusi konflik sebagian besar menggunakan intervensi Steering Committee untuk mengikuti persyaratan yang diminta ERP atau kompromi. Ukuran perusahaan dan jenis kepemilikan tidak berkorelasi dengan jumlah dan lokasi konflik dan dilema terjadi.