
ABSTRAK Ganna Yosua
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Ganna Yosua
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Ganna Yosua
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Ganna Yosua
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Ganna Yosua
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Ganna Yosua
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Ganna Yosua
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2022 TA PP GANNA YOSUA_LAMPIRAN.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Dalam upaya pengurangan risiko bencana, dibutuhkan rencana untuk
mempersiapkan kejadian yang tidak terduga. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dan
Rencana Kontingensi Bencana merupakan dua dokumen yang dibuat dalam
pengurangan risiko bencana. Karena RTRW Kota dan Rencana Kontingensi Bencana
berada pada fase pra bencana dalam manajemen risiko bencana, maka terdapat
potensi integrasi yang dapat dilakukan pada kedua dokumen rencana tersebut.
Integrasi antara rencana tata ruang dan manajemen risiko bencana bertujuan untuk
mengurangi risiko bencana secara umum, baik dalam membatasi pembangunan
kedepannya, dan dalam modifikasi bahaya. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk menggambarkan kasus
secara komprehensif dengan metode analisis deskriptif dan analisis konten. Materi
analisis didapatkan dengan melakukan wawancara kepada dinas terkait dan praktisi
dari pembuatan rencana kontingensi bencana. Berdasarkan hasil analisis, dapat
diketahui bahwa terdapat integrasi yang dapat dilakukan antara rencana kontingensi
bencana dengan rencana tata ruang wilayah kota. Dalam prosesnya, terdapat data
dan informasi yang dapat diintegrasikan, lalu dalam substansi, substansi dari RTRW
kota berupa pola ruang, struktur ruang, dan kawasan strategis dapat menjadi
pertimbangan dalam penentuan skenario dan asumsi dampak bencana dalam rencana
kontingensi bencana, sementara hasil dari konsep operasi dan perencanaan klaster
dapan menjadi pertimbangan dalam substansi pola ruang, struktur ruang, kawasan
strategis, serta indikasi program dalam RTRW kota. Sementara dalam pelaksanaan
integrasi, aktor utama yang terlibat dalam penyusunan kedua produk rencana dapat
berkoordinasi lebih agar pelaksanaan integrasi dapat berjalan dengan baik.